Kera Slow

Kera Slow

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Kami pun ke kandang karantina itu. Dua kera itu lagi tidur.

Dalam hati, saya tersenyum. Kok yang ditanyakan pertama soal binatang. Bukan perkembangan perusahaan.

Bagi kebanyakan orang, kebun binatang ini sudah satu perusahaan besar sendiri. Setidaknya pembiayaannya. Orang utan pun dibuatkan rumah yang sangat khusus. Salah satu anak orang utan itu sangat manja: minta terus digendong petugas wanita di kandang itu.

Saya mencoba menggendongnya juga. Tidak mau. Ups. Ternyata mau. Ia bukan anak orang utan yang penakut.

Datuk Low pun mengajak ke kelompok burung. Ia terus bicara soal binatang. Dan binatang.

Ia sudah tahu soal perusahaan. Tidak perlu bertanya. Ia tentu hafal labanya tahun lalu saja Rp 30 triliun. Berarti laba Bayan dua kali lipat dari laba Adaro atau KPC–padahal produksinya hanya sekitar separo dari Adaro. Pun KPC.

"Betapa efisien Bayan," kata saya. Dalam hati saja. (*)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Durian Low

Jo Neka

Selamat pagi pembaca Disway..Terutama Agami Shanks.Saham anda sudah naik 110% apakah sudah membayar pajak hihii. Maaf saya cuma iri..Salam sehat jiwa raga dan dompet. Salam sehat juga buat pak Thamrin Dahlan. om Leong. mas Joko, cak Budi U. mbah Mars pak Pry pak Mirza.dan lain lain..

Nurkholis Marwanto

BYAN kalau tidak berupaya mendiversifikasi usahanya, bisa dipastikan harga sahamnya kembali membumi. Saat boom komoditas usai. O iya, kenapa Abah tidak cocok di pasar modal. Yang pertama Abah pekerja keras, yang karakternya berlainan dengan investor pasar modal. Yang kedua Abah bisa sabar Dalam segala hal, namun kurang sabar dalam investasi di dunia pasar modal. Yang diperlukan investasi di pasar modal adalah kesabaran: kesabaran dalam belajar dan sabar dalam menunggu momen harga luar biasa murahnya. Tidak ikut-ikutan pompomer, yang tiap hari memberikan rekomendasi jual beli. Tidak ada investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi selain pasar modal. Tinggal menaruh uang, lupakan. Eh saat teringat uangnya sudah berlipat ganda. Biarkan manajemen perusahaan terbaik yang bekerja. Toh mereka digaji tinggi.

Johannes Kitono

Permintaan batubara dunia tetap tinggi itu bukti banyak negara di dunia yang bohong. Pemimpinnya bilang Green Energy tapi tetap beli dan pakai Batubara biar harga sudah tinggi. Harga saham batubara yang semakin tinggi di bursa tidak bisa bohong. Menurut pakar ekonomi Chatib Basri, harga komoditi yang tinggi akan berdampak Penyakit Belanda, yaitu saking enaknya ekspor komoditi Batubara akan terjadi degenerasi industri yang mempunyai nilai tambah tinggi. Dan harus hati hati mengelolanya krn komoditi Batubara tidak selamanya tinggi.

Sumber: