Beginilah Proses Cemburu Jadi Bunuh

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Pacaran, pria FR (27) cemburui Imelda (22). Alasan cemburu, karena Imelda dapat chat WA dari teman pria. Lalu, Imelda dicekik FR sampai mati, dibuang ke Kali Krukut, Depok. Motif sederhana tapi sering terjadi.
***
KASUS terkuak, setelah terduga pembunuh (FR) ditangkap polisi di Brebes, Senin, 4 Juli 2022.
Kapolres Depok, Kombes Imran Edwin Siregar di konferensi pers, Selasa (5/7) mengatakan:
"Jadi, setelah dibuang mayat ini, hanyut, ditemukan di Kali Krukut. Dari itu, kami melakukan pengembangan dan tertangkaplah pelaku, Senin 4 Juli 2022 malam di Brebes (Jateng)."
Senin, 27 Juni 2022 malam FR mengajak ketemu Imelda di Pancoran Mas, Depok, tak jauh dari rumah Imelda. Sebelum mereka ketemu,…
Prof Leahy di bukunya: "Pria yang sangat cemburu cenderung membunuh pasangannya. Sedangkan, wanita yang sangat cemburu cenderung bunuhdiri, bersama anak-anak mereka."
Seseorang yang diliputi cemburu, melihat ancaman di mana-mana. Baik pria atau wanita. Terancam kehilangan pasangan seksual, yang dirasa sebagai hak milik mereka.
Rasa terancam kehilangan seks, menimbulkan salah tafsir. Terlalu sensitif. Pasangan yang berpakaian bagus. Atau berperilaku ramah kepada lawan jenis. Sudah ditafsirkan sebagai ancaman kehilangan.
Hubungan seks bisa dicari di mana pun. Buat setiap makhluk. Tapi hubungan seks dengan orang itu, tak tergantikan, seandainya benar-benar hilang, direbut orang lain.
Kondisi psikologis kritis, terjadi pada periode 'sebelum kehilangan'. Kemudian, tensi emosi naik drastis pada periode 'menjelang kehilangan'. Memuncak pada periode 'hari-hari awal kehilangan'. Berangsur turun tensi pada bulan-bulan berikutnya. Akhirnya, hilang sama sekali emosi pada tahun-tahun dari saat kehilangan.
Teori ini tidak berlaku, atau diabaikan, oleh pelaku. Meskipun mereka paham. Sebab mereka gelap mata. Gelap hati. Rasional tidak jalan. Dan, baru tersadar pada menit-menit setelah pembunuhan terjadi.
Di kasus Imelda, tensi emosional pelaku sudah terbakar setelah membuka HP Imelda, lalu membaca chat dari nama pria.
Pelaku sudah paham, bahwa dirinya dibakar cemburu, justru secara sadar meningkatkan tensi emosi. Dengan cara, minta pembuktian, bahwa pria di chat WA tersebut memang ada. Bukan bohong-bohongan. Ya, sudah pasti ada. Tapi, belum terbukti bahwa pria di chat itu sebagai perebut.
Prof Leahy dalam bukunya mengurai, begini:
Sumber: