Pelecehan Seks Ini Direkam CCTV

Pelecehan Seks Ini Direkam CCTV

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Ternyata itu mendapat sambutan banyak wanita pekerja. Kekesalan mereka, para korban, termanifestasikan di situ. Karena, mereka lapor polisi juga tidak dihiraukan. Lapor atasan, apalagi. Malah bisa dipecat.

Gerakan kelompok wanita ini 'dapat angin', karena dimuat di koran The New York Times. Terbitan 5 Agustus 1975. Jadi semakin heboh. Di seantero New York. Dan, The New York Times menggunakan istilah kelompok wanita pimpinan Wood: Sexual harassment.

Sejak itu, istilah tersebut ngetop di sana.

Setahun kemudian, Redbook melakukan riset di sana. Hasilnya, bahwa 80 persen responden (pekerja wanita) pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Istilah cetusan Wood itu makin populer. Sampai seantero Amerika.

Lima tahun kemudian, 1980. Hollywood memproduksi film bertajuk "Nine to Five". Berkisah tentang tiga wanita pekerja kantoran. Yang selalu dicolek bokong oleh atasan pria mereka.

Film itu dibintangi tiga aktris cantik Amerika: Jane Fonda, Lily Tomlin, dan Dolly Parton. Dalam cerita, mereka balas dendam kepada bos pria yang melecehkan mereka. Film ini box office. Tapi kurang disukai pria.

Majalah Time meliput insiden besar pelecehan seksual di Yale University dan Harvard University pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Time juga melakukan riset.

Hasilnya, sekitar 18 juta wanita Amerika dilecehkan seksual saat bekerja pada kurun 1979 - 1980.

Perjuangan itu bukan tanpa hambatan. Ada pria, yang anti-feminis, bernama Phyllis Schlafly. Ia menyuarakan, bahwa wanita sengaja memancing situasi, sehingga terjadilah pelecehan seksual.

Ucapan Schlafly yang terkenal sampai sekarang: "Wanita yang berbudi luhur, tidak mungkin dilecehkan pria."

Tapi, istilah budi luhur itu abstrak. Tidak digambarkan detil oleh Schlafly. Apakah itu berarti anggun, atau cerdas, atau bagaimana?

Pernyataan Schlafly ditentang oleh banyak kelompok feminis yang kemudian bermunculan di Amerika. Schlafly kalah suara. Akhirnya, dibentuk-lah undang-undang yang mengatur pelecehan seks.

Indonesia mengikuti Amerika. Yang walau sudah mengikuti, tapi dalam pelaksanaan hukum, awalnya tidak signifikan. Penyidik kurang respons. Malah, setuju dengan pendapat Schlafly. Dalam ucapan yang berbeda.

Tapi, kini tidak begitu lagi. Kini polisi cepat tanggap, menangani kasus pelecehan seksual. Apalagi sejak Herry Wirawan dihukum mati. Dan, pengurus ponpes di Jombang, Mas Bechi tak bisa ngumpet lagi.

Sumber: