Mayat Tercekik dalam Karung Diselidiki Polisi

Mayat Tercekik dalam Karung Diselidiki Polisi

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Dipaparkan di "Death by Strangulation", otopsi untuk kasus pencekikan merupakan prosedur standar, yang tidak berubah diterapkan di Inggris pada 1930 hingga sekarang.

Bukti argumen Hawley adalah buku "Manual Strangulation", hasil riset medis karya TA Gonzales pada 1933. Buku ini jadi rujukan para ahli forensik dalam penyelidikan mayat, khusus akibat cekikan.

Kematian orang akibat cekikan, ada dua: Cekikan tangan (manual) dan cekikan dengan alat (tali).

Cekikan dengan alat dibedakan jadi dua: Gantung diri dan dicekik.

Masing-masing jenis cekikan bisa segera dibedakan di meja otopsi mayat. Termasuk, mayat yang mati akibat cekikan tangan, kemudian dilakukan rekayasa oleh pencekik, seolah korban gantung diri.

Bukti medis terbaik dari mayat dengan tanda-tanda pencekikan, berasal
dari pemeriksaan post mortem. Post berarti sesuah. Mortem artinya mati.

Secara teknik, dokter forensik memeriksa jringan leher, superfisial (jaringan kulit di permukaan leher), leher bagian dalam, juga melacak vektor penghasil memar. Karena semua cekikan menghasilkan memar.

Cekikan manual yang mematikan, pada 24 jam pasca kematian, tidak meninggalkan bekas pada kulit leher. Pada korban pria, cekikan mematikan berupa cengkeraman pelaku pada tulang kartilago laring. Atau, lazim disebut jakun.

Cekikan pada jakun, bahkan di olahraga beladiri campuran paling bebas, Mixed Martial Arts (MMA), dilarang. Jika dilakukan, itu pelanggaran. Karena, korban bisa mati hanya dalam semenit, sejak awal cengkeraman.

Cekikan model ini, tidak meninggalkan jejak pada leher mayat. Tapi setelah lewat dari 24 jam, kulit leher lebih cepat kering daripada bagian kulit lainnya. Tampaklah bekas cekikan.

Dr Hawley menyebut, mayat akibat cekikan manual sebagai "choke holds”. Tanda-tanda pada organ di sekitar leher, baik luar dan dalam, sangat khas. Yang, langsung dikenali oleh dokter forensik pada post mortem lebih dari 24 jam.

Di kasus Nurcholis yang berkaos "Captain America", alat pencekiknya (tali ties putih) menempel di leher. Dokter forensik akan memeriksa, apakah kematian akibat cekikan tali itu, atau dicekik tangan dulu, sebelum diikat tali.

AKP Siswo Tarigan tidak menjanjikan kepada wartawan, kapan akan mengumumkan hasil otopsi mayat Nurcholis. Apakah hasil pembunuhan atau bukan. "Mohon masyarakat sabar," ujarnya. (*)

Sumber: