Dokumen Rahasia

Dokumen Rahasia

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Mirza Mirwan

Sedang di Malaysia, Mbah Mars. Memberikan kuliah umum di Universiti Kebangsaan. Hanya saja, saya "ngudarasa", kenapa setiap momen pidato kenegaraan Pak Jokowi dan upacara 17 Agustus, kok, Pak SBY selalu ada acara di tempat lain. Koinsidensi atau di-koinsidensi-kan?

Jokosp Sp

Pak SBY wis tatu gag terobati, tatu kronis karo Mbokne Banteng. Gag bakalan bersanding. Mbokne juga menghindari, tatune podo lorone.

Mbah Mars

Ngomong-ngomong kok Pak SBY kemarin tidak kelihatan ya Bah ? Semoga beliau sehat wal afiat.

Mirza Mirwan

Melihat penampilan Farel di istana kemarin, yang membuat beberapa menteri dan pejabat negara berjoget, saya geli sendiri. Lucu? Ya. Menurut saya, tentu saja. Betapa tidak. Lirik lagu "Ojo dibandingke" -- ejaan yang benar "Aja dibandhingke" -- itu jelas menggambarkan perasaan rendah diri (inferior, minderwaardig), lha kok malah dijogeti. Kontradiktif, 'kan? Tapi, apa mau dikata, barangkali terbawa euforia memperingati ulang tahun kemerdekaan. Saya bukan penyanyi, tetapi suka menyanyi. Menurut saya, kualitas suara Farel kalah jauh dari Arda, bocah tunanetra yang suka .manggung bersama Didi Kempot. Tapi saya tetap kurang sreg kalau anak seusia Arda, juga Farel, menyanyikan lagu dengan tema cinta-cintaan (Arda lebih dikenal dengan nama Arda Tatu, karena terkenal setelah menyanyikan lagu "Tatu"-nya Didi Kempot). Ke depan, kalau istana mengundang penyanyi cilik lagi, mesti selektif dengan lagu yang hendak dinyanyikan.

Arala Ziko

Meski Joshua tidak nyanyi lagi tapi ada lagunya yg ngena di hati. liriknya diubah dikit diobok obok institusinya diobok obok, ada orangnya kecil kecil pada mabok ditransfer transfer, cuannya ditransfer transfer kena semuanya, semua pada seneng seneng,seneng ditransferin, awas, masuk angin.

Rihlatul Ulfa

dalam kasus Aksyena mahasiswa UI, jika itu adalah tindakan bunuh diri,apakah batu pemberat di tas memang di duga untuk menenggelamkan diri sendiri agar tetap kehabisan nafas dan meninggal, kita harus tahu riwayat korban apakah mahir dalam berenang atau tidak, seingat saya saat Autopsi tidak ada pasir yang masuk ke dalam paru2 korban (pasir yg masuk ke paru2 identik kalau korban meninggal karena murni tenggelam) bagaimana kah sifat dan sosialisasi korban terhadap keluarga dan teman2 di kampus itu harus di perdalam,yang lebih rumit adalah kasus ini bisa saja di jadikan kasus bunuh diri karena sudah ada surat wasiat, sayangnya menurut ahli yang memeriksa keindentikan tulisan tangan, bahwa tulisan tangan tersebut bukanlah tulisan dari korban,keluarga korban juga saat itu amat yakin kalau Aksyena pasti di bunuh,sayangnya saat itu belum terlalau masif media sosial seperti tiktok dll, yang bisa secara tidak langsung memviralkan kasus tersebut, beruntung lah brigadir J, karena media sosial yang sangat masif sekarang,masyarakat indonesia bisa mencecar kepolisan akibat keanehan2 pada kasus brigadir J, sampai akhirnya drama2 busuk itu terbongkar. jika memang benar Aksyena di bunuh, dan suatu waktu tersangkanya berhasil di tangkap, tersangka yang bisa mengecoh kepolisian selama 6 tahun, keterangannya,modusnya,taktik apa yg di gunakan,pembunuhan yg sempurna, itu bisa membuat banyak draf baru dalam seorang "Criminal Profiler"

Bahtiar HS

Kapan ya perayaan hari kemerdekaan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama wong cilik, berupa lepasnya satu-dua belenggu yang membebani hidup mereka? Nggak usah muluk2 spt kuliah gratis. Listrik gratis. Apalagi BBM gratis. Panjang angan2 itu! Cukup misalnya pembebasan biaya layanan kesehatan dasar bagi masyarakat ke faskes2 pemerintah. Cek gula darah, kolesterol, asam urat, darah lengkap, urin lengkap, swap antigen. Semua gratis. Konsultasi dokter gratis. Obat2an dasar / generic gratis. Tidak pakai syarat BPJS segala (yang nggak boleh nunggak itu). Saya mau kasih contoh nyata: pembebasan PBB untuk semua bangunan rumah tangga yang nilainya di bawah 2 Milyar, ntar dikira pendukung goodbener yang Anda sudah tahu. Saya kenal saja tidak. Tapi itu sangat terasa lho, karena "kado kemerdekaan" yang diberikan menjangkau 85% dari seluruh rumah di wilayah itu atau sekitar 1,2 juta rumah! Coba kalau itu menyentuh seluruh rakyat Indonesia!? Mau 3 periode juga boleh. MERDEKA!!

Beny Arifin

Sumber: