Pendidikan Kering

Pendidikan Kering

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Johan

Hoaks yang kurang masuk akal. Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) itu dibawahi oleh Partai Komunis Tiongkok (CCP). Jadi PLA itu sebenarnya adalah angkatan militer milik CCP, bukan milik pemerintah nasional Tiongkok. Hanya CCP yang bisa menggerakkan PLA untuk melakukan aksi militer. CCP dan pemerintah nasional Tiongkok sekilas sama, tapi berbeda. Pemerintah nasional dipilih oleh badan legislatif tertinggi semacam MPR yang bernama Kongres Rakyat. Anggota kongres rakyat terdiri dari berbagai golongan dan partai, CCP memiliki porsi kursi paling besar di Kongres Rakyat. Diluar CCP ada sekitar 9 partai dan golongan yang memiliki wakil di Kongres Rakyat. Ini sekaligus menjelaskan bahwa Tiongkok bukan negara 1 partai.

yea aina

Menarasikan imajinasi berdasarkan fakta-fakta. Kiranya bisa juga menjadi inspirasi bagi pembacanya. Belum lama saya membaca sebuah tulisan terkait besaran bunga pinjaman sekaligus cicilan pokok di sebuah negeri. Tahun ini kewajiban pelunasan bunga pinjamannya 405 T, sedangkan cicilan pokok pinjamannya di kisaran 443 T. Tidak ada masalah, asalkan ada dana untuk pembayarannya. Darimana? Nah disinilah masalahnya, anggaran tahun sebelumnya negeri tersebut "terpaksa" berhutang 867 T, untuk menutup defisit anggarannya. Kiranya di tahun-tahun berikutnya keputusan "terpaksa" gali lobang itu bakal berulang-ulang dilakukan. Kasihan hhmm.

Jimmy Marta

Bila coba dipikir pikir, bagaimana hoax diproduksi dan menjadi trending, sy kadang kagum juga. Kita kan tahu, sarat utama untuk menjadi produsen top hoax biasanya adalah punya follower yg banyak. Tapi untuk menjadi hoax 'berkelas' dunia ala politisi india ini, ada syarat ketentuan lain yg harus dimiliki. Antaranya pandai mengolah fakta2. Mampu berimajinasi merangkai fakta untuk menjadi cerita lain. Coba kita lihat fakta yg diolahnya: 1. Ada pergerakan pasukan tentara China. 2. Penghentian banyak penerbangan di Beijing 3. Xi Jinping gk muncul bbrp hari. Tentu kemampuan atau naluri mengolah fakta ini tidak dimiliki semua orang. Pak Subramaniam politisi india itu salah satu memenuhi sarat itu. Sekarang ia pasti makin populer. Di india saja punya 10jt follower. Gk terhitung berapa juta lg yg kena prank di Indonesia. Kalau 2024 ia nyalon pasti terpilih. Disurvey pun pasti paling populer…hehe.. Lah..kan pak Subra itu kan orang india?. Iya, India dan Indonesia itu sama saja. Sama2 negeri Astina. Sama2 punya Rama dan Sinta…Hahaha….

Mirza Mirwan

Setiap hari saya pasti menengok dua portal berita Tiongkok, meski seringkali hanya membaca judulnya. Kedua portal itu adalah: Xinhuanet.com milik kantor berita Xinhua, dan People.cn milik People's Daily, koran resmi PKT yang tiap hari dicetak 3,5-4 juta eksemplar. Anehnya, sampai hari ini kedua portal berita itu tidak pernah memuat berita terkait rumor kudeta yang ramai jadi perbincangan di socmed. Headline kedua portal itu selalu tentang topik yang hampir sama. Beberapa hari ini tentang persiapan menjelang Kongres Nasional PKT ke-20. Yang ditulis media barat kebanyakan juga hanya kutipan dari kedua portal tadi. Maka tak berlebihan kalau Pak DI memberi judul "Kudeta Sepi" untuk CHD hari ini. Lha di Tiongkok sendiri tak ada yang meributkannya, kok.

Pryadi Satriana

"Muktamar" Partai Komunis Tiongkok. Jadi keliatan yg nulis "wong sarungan", he..he.. Mestinya kemana-mana Abah pake "peci hitam". Semoga husnul khatimah, Bah. Salam. Rahayu.

Pryadi Satriana

"RG itu useful idiot nya PD". Muannteeb, Bro. Itu sebutan yg pas buat Rocky 'Prengas-Prenges' Gerung, hi..hi.. Berhenti 'jual diri', Rung. Baca "Pengkhianatan Kaum Cendekiawan"-nya J. Benda. Salam. Rahayu.

Pryadi Satriana

He..he.., Anda ndhak paham ada 'kolom komentar' supaya tulisan 'dikomentari', dan 'orang yg komentar pun harus siap dikomentari'. Tapi saya maklum, Anda masih 'blajaran'. Belajarlah dari Abah, mau menerima komen 'se-nylekit' apa pun, karena 'pujian itu memabukkan dan kritikan itu memperbaiki diri.' Aku ndhak boleh komen di komen-mu, lha prasa-mu koen iku sopo? Hati boleh 'panas' - walaupun sebenarnya harus 'jaga hati' - tapi pikiran harus tetap 'dingin', supaya tetap waras. Tetep eling lan waspada. Salam. Rahayu.

EVMF

Sumber: