Ijazah Palsu Jokowi dalam Teori Pental Equilibrium

Ijazah Palsu Jokowi dalam Teori Pental Equilibrium

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Intinya, Rektor UGM Ova menyatakan, ijazah Joko Widodo, lulusan Fakultas Kehutanan, UGM, 1985, asli. Sah. Soal tulisan di ijazah, Ova mengatakan: "Sebelumnya, pada waktu-waktu sebelum adanya computerized, itu penulisan ijazah itu menggunakan tulis halus. Tidak seperti sekarang."

Ditimpali Dekan Fakultas Kehutanan, UGM Sigit Sunarta, mengatakan:

"Memang, waktu itu belum ada penyeragaman. Kalau sekarang ada format khusus. Sehingga memang ada perbedaan antara satu ijazah dengan lainnya. Tapi kita tetap mempunyai dokumen aslinya. Ijazah Bapak Joko Widodo, asli."

Ee… isu pindah ke putera Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo. Juga dituding ijazah palsu. Tepatnya, beli ijazah.

Warganet, Ahmad Junaidi via Twitter, 11 Oktober 2022, pukul 05.12 PM, mencuit: "Ijazah Gibran beli dari luar negeri, tuh."

Gibran, sejak SMP sekolah di Singapura.

Selanjutnya pada tahun 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore, 2007. Dilanjut ke University of Technology Sydney, Australia, lulus 2010.

Setidaknya, warganet itu sudah melacak, bahwa Gibran lulusan luar negeri. Maka, jawab Gibran, itu tadi, enteng saja: "Beli di Shopee, dapat cashback dan free ongkir."

Tidak ada perlunya, University of Technology Sydney merespons. Ini mainan mode Indonesia. Mode tipis-tipis. Merujuk data Badan Pusat Statistik hasil sensus 2020, rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia 8,7 tahun (pria) dan 8,5 tahun (wanita). Gampangnya: Rata-rata kita, putus sekolah di kelas tiga setingkat SMP. Sehingga ijazah jadi 'makanan' medsos.

Mengapa itu terjadi? Toh, masa jabatan Presiden Jokowi tinggal dua tahun lagi. Apakah 'dendam politik' di 2014 yang belum tuntas? Atau mencegah kelompok politik Jokowi maju ke Pilpres 2024? Siapa kelompoknya?

Mungkin, ini efek gaya pental equilibrium. Dari Orde Baru yang otoriter. Ke Orde Reformasi yang demokratis. Dua bentuk berlawanan. Memental menuju equilibrium. Pental equilibrium.

Ciri negara otoriter, dipimpin kepala negara gampang nggebuk. Ada protes sedikit, digebuk. Apalagi, menyinggung kepala negara, digebuk-buk. Maka, rakyat takut.

Pemimpin negara otoriter, cenderung terjadi kultus individu. Sudah ada sejak abad ke-1, Kaisar Augustus dari Prima Porta (Italia), Mesir Kuno, Kekaisaran Jepang, Suku Inca, Aztec, Tibet, Siam (kini Thailand), Kaisar Romawi. Semua dikultuskan. Oleh orang-orang dekat pemimpin itu sendiri. Dicitrakan, jadi kultus.

Thomas A. Wright dalam bukunya, "What is character and why it really does matter" (2013) disebutkan:

"Fenomena kultus individu mengacu pada citra seseorang ke publik yang ideal. Sampai, orang itu seperti dewa. Dari seorang individu yang secara sadar dibentuk melalui konstanta propaganda, dan paparan media massa."

Sumber: