Susi Plirak-plirik Diduga Didikte via Earphone

Susi Plirak-plirik Diduga Didikte via Earphone

Susi: "Saya nggak tahu kejadiannya. Saya disuruh Om Kuat (terdakwa Kuat Makruf) ngecek ibu (Putri Candrawathi) ke atas. Saya cek, ibu sudah tergeletak di kamar mandi."

Hakim: "Dari mana Kuat tahu, bahwa ibu jatuh?"

Susi: "Saya tidak tahu, tapi saya disuruh om Kuat: Bi Susi… itu cek ibu ke atas. Lalu, saya buru-buru naik (ke lantai dua). Terus lihat ibu tergeletak di depan kamar mandi tidak berdaya. Kaki dingin, badan dingin."

Hakim: "Iya. pertanyaan saya kan, saudara diperintah Kuat. Tahu dari mana Kuat? Apakah saudara Putri berteriak dulu? 'Hei Kuat… tolong saya… "

"Saya tidak tahu."

"Lalu, apa yang saudara lakukan?"

"Saya teriak, minta tolong sama om-nya: Om… tolong om… Terus, ibu mulai refleks mendengar saya teriak teriak. Ibu berkata: Jangan om Yosua… Yaudah, saya manggil Om Kuat. Baru-lah, Om Kuat naik ke atas."

Hakim (heran): "Saya belum nanya Yosua, lho… Kok, saudara langsung sebut Yosua?"

Susi: "Kan, saya teriak. Om Kuat naik ke atas, nemui saya sama Ibu. Terus, Om Kuat nanya ke saya: Bi, kenapa Ibu? Saya nggak tahu om. Habis itu, Om Yosua mau naik ke lantai dua, tapi dihalau Om Kuat."

Susi lagi: "Om Kuat trus tanya ke Om Yosua: Kamu apain ibu? Om Yosua jawab: Saya nggak ngapa-ngapain ibu. Trus, Om Kuat melarang Om Yosua naik. Habis itu saya bilang ke Om Kuat: Udah om… jangan ribut. Tolongin ibu dulu. Terus, saya sama-sama Om Kuat bantuin ibu memapah ke dalam kamar ibu."

Hakim garuk-garuk jidat. Entah mikir, entah bingung. Tapi wajahnya burem.

Hakim: "Masuk akal nggak sih, cerita suadara ini? Saya tanya, siapa saja yang berada di lantai dua?"

Susi: "Saya dan Om Kuat."

Hakim: "Kok, saudara bisa memastikan, bahwa Kuat menghalangi Yosua? Tahu dari mana?"

Susi: "Om Kuat naik ke lantai dua. Habis itu Om Kuat lihat, Om Yosua mungkin di bawah, mau naik ke atas."

Sumber: