Serial Killer Bekasi Cerita Cara Cekik Korban

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
"Lho… dibantu atuh, Kang… Bantu cekik, biar cepet."
"O.. ya…"
Duloh yang semula panik, langsung sadar. Mikir. Bahwa Parida bisa teriak-teriak. Bahaya ini. Maka, dengan sigap Duloh memiting Parida. Dicekik abis. Sampai tak bergerak lagi.
Duloh: "Sekitar jam sebelas (23.00) beres. Trus dia (jenazah Parida) dibawa ke rumah Wowon. Dikubur di situ. Jam empat, semuanya beres."
Setelah beres, Duloh tanya honor Rp 500 juta ke Wowon:
"Bayarannya mana, Won?"
"Ntar Kang. Masih banyak, nih."
"Banyak apanya?"
"Kerjaannya masih banyak."
"Waduh, gimana nih?"
"Sabarlah Kang."
September 2022. Paling memilukan, pembunuhan Bayu. Bayi umur dua tahun, anak kandung Wowon dan Wiwin. Dinilai Wowon, Bayu merepotkan. Bawaannya rewel. Siang-malam sering nangis. Kata Wowon: "Bentar-bentar nangis."
Eksekusi Bayu di rumah Wowon. Eksekutor tetap Duloh, mendatangi rumah Wowon tengah malam. Duloh tiba di rumah Wowon, ketemu Wowon dan Bayu sedang tidur. Duloh bilang begini:
"Di belakang rumah, dekat WC, sudah ada lubang satu kali satu meter. Katanya, itu calon kuburnya (Bayu). Wowon tanya ke saya: Gimana? Bisakah? Saya jawab: Beres."
Bagi Duloh yang sudah pengalaman, korban ini sangat empuk. Tapi, yang diwaspadai adalah kemungkinan teriakan bayi.
Sumber: