Serial Killer Bekasi Cerita Cara Cekik Korban

Serial Killer Bekasi Cerita Cara Cekik Korban

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Maka, caranya begini: Bayu digendong Duloh. Otomatis Bayu terjaga dari tidur. Dielus-elus sebentar. Lalu ditidurkan di tanah dekat lubang galian. Dicekik sampai mati. Langsung jasadnya dilempar ke lubang.

Begitu seterusnya modus mereka. Sampai ditangkap polisi karena suatu kebetulan. Ketika sekeluarga Maemunah dan tiga anaknyi: Ridwan Abdul Muiz (18) M Riswandi (16) dan Neng Ayu (6) diracun Duloh di Bantargebang, Bekasi. Tiga nama itu tewas, Neng Ayu selamat, kini dirawat dalam pengawasan Polri.

Kasus itu semula diduga cuma keracunan biasa. Tapi, penyidik menemukan plastik, bekas bungkus pestisida di belakang rumah. Sedangkan, kepala keluarga, Wowon, tidak muncul sampai pemakaman korban di Cianjur.

Akhirnya polisi menangkap Wowon, lalu Duloh. Terakhir, Dede yang bersandiwara ikut minum kopi racun dalam dosis kecil, tidak mati. Ia ditangkap polisi, setelah polisi menginterogasi Wowon dan Duloh.

Proses pembunuhan semua, pengakuan para tersangka. Dilengkapi bukti mayat-mayat yang dibongkar kuburnya. Penyidik masih terus mendalami, investigasi, mencari bukti-bukti lain.

Ini asli serial killer. Seperti kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran.

Soal serial killer, Prof David V. Canter dalam bukunya bertajuk: "Criminal Shadows: Inside the Mind of the Serial Killer" (1994) membagi tipologi pembunuh berantai jadi empat jenis.

1) Visioner. Pembunuh berorientasi pada misi, bersifat hedonistik, dan berorientasi kontrol kekuasaan.

2) Motif sensasi dan finansial. Orientasi sensasi adalah, pembunuh suka bikin sensasi. Sedangkan motif finansial, untuk menutupi kejahatan finansial (motif harta).

3) Pembunuhan keluarga. Korbannya anggota keluarga pembunuh sendiri.

4) Pembunuh keliling. Pembunuh benci pada orang-orang tertentu. Misalnya, benci pada pelacur. Ia keliling, membunuhi pelacur yang ditemui.

Merujuk teori Canter, Geng Wowon masuk tipologi gabungan nomor dua dan tiga. Umumnya serial killer Indonesia masuk golongan nomor dua. Misal, Ryan jagal dari Jombang yang kini menjalani hukuman penjara. (*)

Sumber: