Begini Sebaran Efek Kasus Mario

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Mobil-mobil mewah, ada yang milik saudaranya, ada yang milik menantu Rafael. Menyebar pokoknya. Tapi, jeep mewah Rubicon yang dibawa Mario saat menganiaya David, diakui KPK, atas hasil pemeriksaan, bukan milik Rafael.
Kasus ini juga menyenggol mantan Keua KPK, Abraham Samad. Karena, Menko Polhukam, Mahfud Md kettika ditanya wartawan, mengatakan bahwa pada 2012 PPAK sudah melaporkan ransaksi mencurigakan di LHKPN Rafael kepada KPK. Tapi, KPK tidak menanggapi. Diam saja.
Abraham Samad, Ketua KPK periode 2011-2015 kepada pers, Selasa (28/2) mengatakan:
“Jadi, yang sebenarnya terjadi PPATK melaporkan (transaksi mencurigakan) ke Kejaksaan Agung, kemudian KPK cuma ditembuskan saja laporannya. Jadi, pernyataan (Mahfud) itu idak tepat.”
Maksud Abraham, PPAK melapor ke Kejaksaan Agung dengan tembusan laporan ke KPK. Maka, KPK diam saja. Dikira ittu akan diusut Kejaksaan Agung. Ternyaa juga tidak diurus oleh Kejaksaan Agung.
Ada lagi. Menurut Samad, Undang-Undang KPK saat itu menyatakan bahwa penyelenggara negara yang ditangani KPK, minimal pejabat eselon II. Hal itulah yang membuat PPATK melaporkan transaksi mencurigakan Rafael ke Kejaksaan Agung, bukan ke KPK.
Abraham: “Karena pada saat itu mungkin Rafael Alun masih pejabat eselon III atau mungkin IV di Direktorat Pajak Kementerian Keuangan."
Pokoknya, laporan PPATK pada sepuluh tahun silam tidak ditangani. Seelah heboh kasus Mario, barulah seperti tergopoh-gopoh memeriksa Rafael.
Soal pengunduran diri Rafael sebagai ASN (Aparaur Sipil Negara) diolak oleh Kemenerian Keuangan.
Wakil Menkeu, Suahasil Nazara dalam konferensi pers, Rabu (1/3) mengaakan:
"Kami sampaikan di sini, bahwa berdasarkan PP Nomor 11 Tahun 2017 sebagaimana terakhir diubah PP 17 Tahun 2020 dan kemudian juga peraturan Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2000, maka pegawai yang sedang di dalam proses pemeriksaan tidak dapat mengundurkan diri."
Maka, status Rafael kini tetap ASN. Meskipun Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memutuskan, mencopot jabatan Rafael. Sehingga, status Rafael kini ASN tanpa pekerjaan.
Imbas kasus Mario ini merembet ke mana-mana. Terlalu seru. Bahkan,Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ikut komentar.
Megawati berbicara dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia mengkritik pamer kekayaan yang dilakukan pejabat pajak.
Megawai: "Saya 100 persen mendukung beliau, Bu Sri Mulyani, mengenai masalah yang sangat memalukan di bidang keuangan, di bidang pajak," kata Megawati, di Kantor Pusat BRIN di Jakarta, Rabu (1/3).
Sumber: