Saksi Pembunuhan di Bekasi Dibunuh Juga

Saksi Pembunuhan di Bekasi Dibunuh Juga

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Tapi, itu berlarut-larut. Sementara, Yusi terus didesak teman-teman yang ikut investasi. Di antara investor itu malah sudah siap lapor polisi. Yusi jadi stres. Dia mendesak Permana lebih keras lagi. Tapi tetap tak terbayar. Utang macet total.

Akhirnya, Minggu (26/2) Yusi nekat mendatangi rumah Permana di Kavling Nusantara, RT 011/ 0222, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Dia ke sana mengajak Heni dari tempat pengajian.

Permana mengontrak rumah tersebut sejak 2019. Ia tinggal sendirian, tanpa anak-isteri.

Begitu Yusi bersama Heni tiba di sana, Permana mengajak mereka masuk rumah. Kejadian itu terekam kamera CCTV di pinggir jalan. Di CCTV tampak, Permana menyilakan dua perempuan itu masuk rumah.

Tak lama kemudian, tampak Permana keluar rumah sendirian. Ternyata ia memasukkan motor Yusi yang semula diparkir di halaman depan. Didorong Permana masuk rumah. Berarti, Permana pegang kunci kontak, sebab ketika Yusi parkir dia mengunci stang motor.

Setelah itu, tak ada yang tahu, apa yang terjadi di dalam rumah. Sebab, ketiga orang itu meninggal semua. Sementara, Heri sibuk mencari Yusi. Berdasarkan pelacakan sinyal HP Yusi yang mati, titik terakhir keberadaan Yusi di rumah yang jadi TKP itu.

Heri bersama polisi dan Ketua RT setempat mendobrak masuk rumah tersebut pada Selasa, 28 Februari 2023. Atau dua hari sejak Yusi meninggalkan rumah. Mereka menemukan Permana sekarat. Pergelangan lengan kiri tersayat, berdarah-darah.

Ia dilarikan ke Rumah Sakit Seto Hasbadi, atau terdekat. Tapi kondisinya parah, pihak rumah sakit merujuk ke RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Bekasi. Dan, Permana meninggal di tengah jalan.

Polisi memeriksa TKP, melihat ada gundukan cor di bawah tangga kayu. Tampak mencurigakan. Dibongkar. Ketemulah mayat Yusi dan Heni.

Kompol Erna: “Heni tidak kenal, dan tidak ada hubungan dengan P (Permana). Sudah kami cek, HP mereka berdua tidak ada kontak. Sedangkan, HP korban Y dengan pelaku P, ada kontak WA, soal menagih utang, dan korban chat P, akan mendatangi rumah P.”

Penyebab Permana bunuhdiri, menurut kesimpulan penyidik, diduga setelah Permana membaca chat HP Yusi, bahwa Yusi pamit ke suami akan mendatangi rumah Permana. Sedangkan, HP Yusi tidak dipasang password. Akhirnya Permana merasa ketahuan, sebelum kasus terungkap.

Yang kasihan Heni. Dia berada di tempat yang salah, pada waktu dan kondisi yang salah. Saksi pembunuhan hampir pasti ikut dibunuh. Jangankan saksi yang berada di posisi berdekatan dengan korban, saksi dari jarak jauh pun bisa dibunuh pembunuh. Ini universal. Terjadi di mana-mana se-dunia.

The Washinton Post, 17 Oktober 2018 bertajuk: “Witness to the killing”, dipaparkan di Kota Winston, Negara Bagian Carolina Utara, Amerika Serikat, mayoritas pembunuhan tidak terungkap, karena tidak ada yang berani jadi saksi.

Data dari The Post, sejak 2007 sampai 2017 di Kota Winston terjadi 50.000 pembunuhan. Mayoritas (84 persen) akibat senjata api. Dari jumlah itu, lebih dari 26.000 pembunuhan tidak terungkap, akibat minim saksi. Terutama saksi langsung (yang melihat kejadian).

Di situ dipaparkan pembunuhan terhadap Camella (52). Terjadi di Winston, 17 Oktober 2018. Begini:

Sumber: