Wisma Perjuangan

Wisma Perjuangan

SEKITAR tahun 2009, Pak Sirmadji, senior PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPD PDIP Jatim, didampingi Ketua PDI Perjuangan Kota Wisata Batu Pak Suliadi, bertamu di rumah dinas, di pendopo. Keduanya perokok berat, juga saya, karena itu dipastikan ada kopi hitam panas di atas meja, selain jajanan lain, termasuk ketan, sekadar mengurangi udara dingin.

Pak Sir, panggilan akrab Sirmadji, adalah kader tulen dari Arema. Demikian juga Pak Suliadi. Keduanya memiliki integritas sejak belum lahirnya PDI dengan tambahan kata Perjuangan di belakangnya. Karena itu obrolan kami bertiga bisa nyambung, dan bisa tentang apa saja.

Ketika obrolan sampai pada soal rencana pengembangan Kota Wisata Batu, Pak Sirmadji mengungkapkan keinginannya untuk memiliki sebuah tempat pelatihan bagi kader partai di Kota Wisata Batu, yang dinilai cocok dengan suasana alamnya.

Pak Suliadi yang orang Batu dan tahu persis lokasi-lokasi yang bagus, langsung menawarkan lahan seluas 2 hektar dengan harga Rp 100 ribu/m², di lokasi yang menurutnya sangat bagus dengan view istimewa.

Saat itu juga kami bertiga setuju, dengan ditandai sama-sama melahap roti bakar hangat yang baru saja disajikan. Jangan kuatir, segera eksekusi, dananya ada, kata Pak Sirmadji. Malam makin larut, kedua tokoh itu pamit diri dengan suka cita.

Hasil pembicaraan malam itu segera saja ditindaklanjuti. Dan dieksekusi. Meskipun akses jalan ke lokasi belum terbangun, namun sesuai dengan konsep perencanaan ke depan, infrastruktur akan dibangun untuk pengembangan Desa Oro-oro Ombo dan Desa Tlekung.

Sambil menunggu konsep gambar pembangunan dari arsitek, kita mulai menghimpun dana untuk pembangunan fisik, yang diperkirakan akan membutuhkan Rp 3 miliar. Tahun 2016 dimulai pembangunannya, secara bertahap.

Dalam obrolan tiga orang kader PDI Perjuangan tahun 2009 di pendopo, saya ingat, kami sekadar berbincang tentang gagasan untuk memanfaatkan dana yang tersedia, agar bisa berguna untuk kelangsungan partai, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tetapi dengan dibelinya lahan dan dibangunnya wisma pelatihan, target yang dicapai ternyata untuk jangka sangat panjang. Karena perkembangan Kota Wisata Batu demikian pesatnya, sementara wisma pelatihan itu ternyata tidak saja semata-mata untuk kegiatan partai, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Bisa dijadikan wisma untuk tamu atau wisatawan yang berlibur ke Kota Wisata Batu dengan sewa yang murah sehingga bisa terjangkau masyarakat luas. Dengan lahan yang cukup luas, bisa dilengkapi dengan Museum Bung Karno sebagai proklamator, sejarah partai, tersedia perpustakaan sejarah bangsa, dan sebagainya.

Ketika saya mendapat tugas sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, saya meneruskan pembangunan Kantor DPC Kabupaten yang sempat terhenti, dilanjutkan kembali dengan bangunan dua lantai, sehingga kantor ini tidak hanya untuk pertemuan partai, tetapi juga bisa dimanfatkan untuk masyarakat umum seperti untuk pernikahan, atau perhelatan lainnya.

Sebagai gedung, Wisma Perjuangan ini harus terbuka untuk masyarakat. Jangan malah dikesankan sebagai kantor yang eksklusif, memiliki jarak dengan rakyat, karena pada dasarnya berpartai adalah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat secara langsung, menyatu, sesuai dengan jargon PDI Perjuangan; partainya wong cilik!

Letak lokasi Wisma Perjuangan ini sangat strategis saat ini, berada di bentangan jalan lingkar barat. Ini adalah wilayah pengembangan, banyak ikon wisata, sangat berkembang, sehingga nilai ekonomis Wisma Perjuangan jadi meroket. Tidak berlebihan kalau saya katakan, nilainya sekarang sudah puluhan miliar.

Saya senang dan bersyukur, sejak 5 tahun lalu Wisma Perjuangan telah di manfaatkan untuk berbagai aktifitas partai, tidak saja dari Malang Raya, tetapi banyak cabang partai di Jatim yang sudah memanfaatkannya. Para kader partai dari manapun, fungsionaris partai, anggota dewan, bahkan dari DPP sekalipun kalau berkunjung atau kunker ke Kota Wisata Batu bisa menginap di Wisma Perjuangan, kalau mau, tidak harus menginap di hotel berbintang yang tentu saja sangat mahal.

Wisma Perjuangan harus melahirkan ide baru, atau mewujudkan dan meneruskan gagasan Bung Karno yang harus terus terawat dengan baik. Wisma Perjuangan bisa menjadi Kawah Candradimuka, tempat untuk membangun kader bangsa, yang berada di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Wisma Perjuangan, yang sesuai ketentuan dan peraturan partai telah menjadi aset pusat, adalah persembahan dari dua kader terbaik, Pak Sirmadji dan Pak Suliadi. Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.-

Sahabat ER
Semarang, 13 April 2023.

Sumber: