Balada Sampah di Kota Batu

Balada Sampah di Kota Batu

Apakah para Ketua RT dan RW sudah siap mengedukasi warganya memilah sampah serta mengelola sampah organik atau non organik atau juga residu?

Bagaimana dengan kesiapan sarana dan prasarana pengelolaan sampah organik skala Rumah Tangga di tingkat RT maupun RW dan juga Desa?

Bagaimana dengan upaya edukasi massif kepada semua orang untuk memilah dan mengolah sampah mulai dari rumah? Termasuk edukasi kepada puluhan ribu turis lokal maupun mancanegara yang menjejali Kota Batu tiap akhir pekan?

Sekolah anak saya di sebuah SMP Negeri sudah menutup kantinnya. Semua siswa diminta bawa bekal makanan dan tumbler dari rumah. Jika bawa makanan yang berbungkus plastik, maka sampah plastiknya harus dibawa pulang. Tidak boleh ditinggal di sekolah.

Ini tentu baik karena anak-anak makan sehat.

Namun bukan itu masalahnya. Sekolah harus memilah sampah organik, non organik dan menyelesaikan sampah secara mandiri. Sampah residu tetap tanggungjawab Pemerintah Kota Batu.

Penutupan TPA Tlekung secara mendadak tanpa kesiapan infrastruktur dan edukasi pemilahan sampah yang memadai, dapat berpotensi menimbulkan chaos di masyarakat akar rumput.

Pada situasi ini, masyarakat hanya punya 2 pilihan:
A. Membakar sampah, atau
B. Membuangnya ke sungai.
Dua situasi yang sama buruknya.

Sumber: