Sejumlah Petani di Malang Selatan Ganti Sawit Dengan Kelapa Hibrida

Sejumlah Petani di Malang Selatan Ganti Sawit Dengan Kelapa Hibrida

AMEG - Sejumlah petani di Kabupaten Malang, mulai membongkar tanaman kelapa sawit miliknya. Meskipun belum semua, namun sudah banyak yang memulai. Tanaman sawit tersebut diganti kelapa hibrida. 

Berdasarkan catataran Lembaga Konservasi Sahabat Alam Indonesia (SAI), setidaknya saat ini sejumlah petani di beberapa desa yang mulai membongkar sawit. Dan menggantinya dengan tanaman lain. Tentunya yang masih memiliki nilai ekonomis. 

"Belum semua, tapi sudah banyak. Mulai Tumpakrejo, Sumberbening, Bandungrejo dan masih ada desa lain. Karena membongkar biayanya juga besar," ujar Founder SAI, Andi Syaifudin.

Menurutnya, ketimbang tanaman kelapa sawit, tanaman kelapa hibrida jauh lebih memiliki nilai ekonomis untuk ditanam. Meskipun untuk penanaman pertamanya, masih butuh waktu sekitar 4 tahun untuk bisa memperoleh hasilnya. 

"Mulai dari kayu, janur, kelapa muda, sabut kelapa, batok kelapa, kulit ari, daging kelapa, air kelapa bahkan sampai minyaknya dapat membawa nilai manfaat. Ini 3-5 bulan ini ditanami kelapa. Targetnya, 3-4 tahun sudah besar," jelas Andi.

Sementara sebelum ditanami kelapa hibrida, dari catatanya, sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Malang juga tengah mencari referensi untuk tanaman pengganti sawit. Tentunya yang masih memiliki nilai ekonomis. 

Pasalnya, hal itu menurutnya juga tidak mudah. Berdasarkan informasi yang ia himpun dari sejumlah petani, bekas tanah yang ditanami sawit, sangat susah untuk ditanami tanaman lain. Pun saat tanaman sawit itu masih hidup, selanya juga tidak dapat ditanami. 

"Dulu sempat ditanami alpukat, tapi akhirnya mati.  Karena juga sudah diberitahu, kalau setelah ditanami sawit, unsur haranya sudah habis. Jadi kalau ditanami lainnya bisanya mati. Pernah dengar, di sela-sela tanaman sawit ditanami lombok, tomat, jahe, umbi-umbian, rimpang atau yang lainnya," katanya. 

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akan mendirikan pabrik Biofuel. Dimana biayanya, rencanananya berasal dari Pemerintah Pusat. Menyambut hal tersebut, Bupati Malang HM. Sanusi mengatakan, ada ribuan hektare lahan di Kabupaten Malang yang berpotensi ditanami sawit. 

Rencana tersebut ternyata direspon oleh sejumlah pihak. Diantaranya legislatif, masyarakat maupun lembaga konservasi. Meskipun masih belum ada kajiannya, sejumlah pihak menilai bahwa tanaman sawit kurang sesuai jila ditanam di Kabupaten Malang, apalagi dalam jumlah yang besar. (avi)

Sumber: