Saya lebih memilih memiliki penjual satenya. Ngapain beli kalo bisa gratis. Sehari mau berapa tusuk sate, hayo katanya
Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
Pas puasa kayak begini. Enak rasanya membayangkan sate. Apalagi sate sebelum dibakar dibumbui garam dan bawang tumbuk dicampur kaldu jamur. Sehingga satenya empuk, cocok bagi orang yg sudah kehilangan banyak gigi. Dihidangkan pas perut kosong setelah 14 jam tidak makan. Ditambah makannya berdua sama Mbak Yanti, gadis pujaan dulu. Musiknya lagu campur sari "prawan ayu kalimantan". Wow… kayaknya bagiku itu namanya sate surgawi. Nikmat sate manakah yg engkau dustakan?
Pryadi Satriana
"Peranti" atau "piranti"? Dalam KBBI, disebutkan bahwa bentuk bakunya adalah 'peranti'. Mengapa ada bentukan 'piranti'? 'Piranti' adalah kata bahasa Jawa, yang berarti 'perangkat' atau 'peralatan'. Lalu, mengapa para penyusun KBBI MENGAJUKAN bentukan 'peranti'? Menurut saya, bentukan 'piranti' perlu tetap dipertahankan dengan argumen berikut. Pertama, bentukan 'piranti' sudah memenuhi sistem ejaan bahasa Indonesia sehingga tidak perlu "disesuaikan" menjadi 'peranti'. Kedua, banyak kata bahasa Jawa yang diserap secara utuh kedalam bahasa Indonesia tanpa penyesuaian apa pun, contohnya: acara, wiyata, desa, dll. Demikian penjelasan saya, semoga dapat menjadi masukan bagi Pusat Bahasa. Salam. Rahayu.
Amat K.
Diterima, Pak Pry. Mau peranti atau piranti, silakan. Dulu juga sempat ada perdebatan "mempunyai" atau "memunyai"? Kata dasarnya "punya". Dalam afiksasi ada hukum imbuhan me- jika bertemu kata dasar berawalan /k/p/t/s/ akan mengalami pelesapan. Mengapa me- + punya tidak "memunyai"? KBBI tidak mengakuinya.Tetap mempunyai. Ada yang berpendapat bahwa kaya dasarnya adalah "empunya". Jadilah mempunyai. Entahlah. Selalu ada pengecualian. Menurut saya sekarang, silakan menggunakan kata apa pun selama ada dalilnya. Toh KBBI dan EYD bukan satu-satunya sumber. Masih ada Pak Pry. Hehehe
Edi Wijaya Kusuma
Yang nyangkut di gigi biasanya itu daging alias "slilit". Abah bisa dengan mudah membersihkannya sendiri. Kalau nyangkutnya di software otak. Abah sering-sering lah makan masakan Xinjiang di Rumah Makan Aladin. Siapa tahu makan yang ke 1001 malam bisa makan bareng aktris kondang Dilraba Dilmurat yang bisa membersihkan "slilit" yang nyangkut di software otak Bah.
Jokosp Sp
Kita gampang mengidentifikasinya (membedakannya) dari warna kulit dan model kelopak mata: - Yang dari Bali : coklat - manis - sedikit ikal - Yang dari Papua : hitam - manis - keriting - Yang dari Jakarta : putih - manis - lurus - Yang dari Kalimantan Utara : putih - manis - lurus - sipit ( khas Dyak ) Saya nyari kembaran yang dari Kalimantan Utara, yang dari Pontianak ( amoi ) ndak ketemu. Yang putih - manis - lurus - sipit. Sepertinya Abah ada kurang koordinasi sebelumnya dengan Koh Liam, sehingga ada yang lolos dari bidikan.
Leong Putu
Burung Cenderawasih sungguh anggun / Burung endemik tanah Papua / Duhai kekasih kenapa Dikau melamun / Aku bersumpah tak kan pernah mendua / …. 365_mantun Papua
Johannes Kitono
Kompetisi bikin Sate Ayam Dulu saat bazar di Pasar Seni Ancol pernah ada perlombaan bikin Sate dari Ayam Petelur. Tentu saja ini ayam beneran dan bukan Ayam Kampus.Pemenangnya adalah Tukang Sate asal Madura dengan rekor 1 ekor Ayam dapat 300 tusuk Sate. Ayamnya adalah Ayam Petelur yang sudah dipensiunkan dari masa dinas bertelurnya selama 2 tahun. Dengan berat badan sekitar 2,3 - 2,5 kg maka jadilah 300 tusuk Sate dan juara.Tentu termasuk kulit dan ususnya ikut di sate juga.Tukang Sate Ayam yang jualan keliling di Jakarta umumnya dari etnis Madura.Mereka ulet dan selalu membeli DO untuk menangkap ayam di kandang. Rerata berat ayam petelur saat pensiun sekitar 2,3 - 2,5 kg/ekor. Itu berat Ayam petelur biasa. Kalau Ayam Parent Stock yang pensiun atau apkir beratnya diatas 3 kg/ ekor. Tentu pengin tahu juga dari seekor Kambing Xinjiang bisa dapat berapa tusuk sate. Yang hanya makan 2 a 3 tusuk saja, sudah bisa bikin kenyang para mahasiswa.
Agus Suryono