Pahlawan Mochtar
Dari gaya jalan kakinya saja sudah terlihat kelihatan tidak normal. "Banyak yang mengkhawatirkan saya," katanya.
Terutama kalau lagi jalan kaki berangkat sekolah.
"Tidak ada yang takut saya akan ditabrak mobil, justru saya yang dikhawatirkan akan menabrak mobil," ujarnya.
Tapi pamannya melihat lain. Sarwono kecil itu dinilai punya banyak kelebihan. Hanya saja belum tahu di bidang apa kelebihan itu.
Maka ketika sang paman bertugas sebagai duta besar di Yugoslavia, Sarwono dibawa ke Eropa. Di umurnya yang 13 tahun.
Bahkan sang paman kemudian menyekolahkan Sarwono ke Inggris.
"Dari sama sekali tidak bisa bahasa Inggris menjadi lulus terbaik," katanya.
Itu untuk tingkat SMP. Lalu Sarwono masuk SMA Katolik di Jakarta. Setelah itu masuk perguruan tinggi terbaik, ITB.
Di kampus Sarwono aktif di gerakan mahasiswa. Jadilah tokoh mahasiswa. Lalu jadi politikus.
Sarwono pun akhirnya menjadi menteri. Tiga kali pula: Menteri Kelautan, Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara.
Mochtar Kusumaatmadja sendiri juga tiga kali menjadi menteri. Yakni Menteri Kehakiman dan dua kali Menteri Luar Negeri.
Keluarga ini memang ''keluarga Menteri''. Putri Pak Mochtar, Prof Dr Armida Alisjahbana adalah Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Di era Presiden SBY. Satu angkatan dengan saya.
Tentu banyak yang kaget ketika nama Pak Mochtar tiba-tiba muncul di media: meninggal dunia Ahad lalu. Beliau memang sudah sangat lama tidak ''beredar'' di pemberitaan. Yakni sejak beliau sakit: 1999.
"Awalnya beliau kebanyakan obat," ujar Sarwono.
Sumber: