Setelah Divaksin Covid-19, Penglihatan Joko Santoso Terganggu

Setelah Divaksin Covid-19, Penglihatan Joko Santoso Terganggu

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

AMEG- Warga Kota Malang dihebohkan dengan viralnya postingan di media sosial (Facebook) salah seorang yang mengalami kebutaan setelah disuntik vaksin Covid-19.

Namanya Joko Santoso (38 tahun). Dia tinggal di Jalan Burung Gereja, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Di rumah Joko Santoso ditemani sang istri, Titik Andayani yang sabar merawatnya.

Titik Andayani bercerita, saat suaminya menerima vaksin jenis Astrazeneca dosis pertama pada 3 September lalu, sempat mengeluh perut merasa mual dan sering panik.

Mengalami gangguan ini, Joko menghubungi istrinya yang sedang bekerja di salah satu apotek di Kota Malang. Saran istri, segera mengkonsumsi obat vitamin C jenis sankorbex dan setelah itu istirahat.

"Setelah itu jam 10 malam, pas dia (Joko Santoso, Red.) main-main hp malah penglihatannya kabur, dan memilih tidur. Sabtu paginya (keesokan harinya) suami saya mengeluh matanya gelap gulita," tutur Titik Andayani.

Akhirnya, ia melapor ke ketua RT dan Lurah Arjowinangun. Selanjutnya Joko Santoso dibawa ke RSIA Resa Husada dan dirujuk ke RS dr. Saiful Anwar (RSSA).

Selama mengalami gangguan penglihatan, Joko Santoso praktis tidak bisa melakukan kegiatan. Dia sehari-hari sebagai kuli bangunan.

Bantuan pun terus mengalir dari tetangga, dan kerabat. Namun Titik merasa tidak enak karena sering diberi bantuan berupa sembako.

Lantas, Titik mencurahkan isi hatinya di postingan Facebook tentang kondisi suaminya, agar bisa didengar hingga ke Wali Kota Malang, H Sutiaji.

"Saya ngomong terus ke lurah kan gak enak, maksudnya dari pemerintah bagaimana tindak lanjutnya suami saya. Akhirnya saya tulis di FB," tutur Titik kepada reporter City Guide 911 FM (Ameg Group).

Beberapa kali perawatan di rumah sakit ia tanggung sendiri karena belum mendapat BPJS kesehatan. Pihak kelurahan juga telah mengganti biaya yang telah dikeluarkan Titik.

Titik berharap, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bisa segera membantu suaminya yang kini kondisi penglihatan matanya masih 75%.

"Saya berharap, agar suami saya bisa sembuh total dan bekerja kembali," pungkasnya. (*)

Sumber: