Tanpa Nuklir

Tanpa Nuklir

Ada mahfudzot mengatakan : Sesungguhnya guru dan dokter itu dua-duanya tidak akan memberikan nasihat jika tidak dihormati (terbukti Dr. Ryu memberikan nasihat atas penyakit pak Butet dan pak Butet jg menghormati Dr. Ryu dgn menurut disuruh ke Jkt pada saat itu jg mskpn dlm kondisi sakit). Maka bersabarlah dgn penyakitmu jika engkau menjauhi dokter dan berpuaslah dgn kebodohanmu jika engkau menjauhi guru (pak Butet sembuh dgn capaian yg bagus hingga disebut dpt mukjizat karena pak Butet berusaha untuk tdk menjauhi dokter Ryu, malah mendekatinya. Dia kontak dokter Ryu menanyakan perihal penyakitnya lalu diambillah langkah-langkah penyembuhan dan perawatan lanjutan dgn cepat hingga pak Butet dinyatakan sembuh). Pesan mulianya bagi yg saat ini sakit : Hormatilah dokter yg merawatmu dgn menuruti segala larangan dan nasihatnya, jgnlah takut pergi ke dokter jika sakit yg diderita ingin cepat sembuh.

Glenn Wiser

Dr. Ryu salah satu cucu Kiai pendiri NU, bisa bahasa Arab duluan drpd bahasa Jawa. Dia punya dasar pengetahuan cukup dalam dari sisi kiri, lalu setelah semakin dewasa menggali pengetahuan dari sisi kanan, dan akhirnya memilih salah satu sisi. Saya lebih menghargai orang yg sudah menegtahui kedua sisi kemudian memilih/memihak ke 1 sisi (walaupun sisi tersebut bertentangan dengan saya), daripada orang yg hanya tahu satu sisi tapi mendukung buta sisi tersebut tanpa pernah mau mencoba memahami sisi di sebrangnya.

Robban Batang

Tidak mengetikkan semua yang ingin diketik,itulah yang melahirkan Disway dan ratusan komentarnya. Untuk hal-hal yang ingin diketik tapi berbahaya untuk kelangsungan Disway,biarlah itu jadi bagian kami para komentator. Jangan sampai seperti akun Twitter Abah dengan 2 juta lebih followers raib menjelang pilpres kemarin. Adakah hubungannya dengan keberpihakan Abah pada salah satu calon waktu itu ? Anda lebih tahu.Bukan tempe. Jangan sok tahu. Anda sok (=silahkan,Sunda) cari tahu. Jangan sok(=tumpahkan, Jawa). Nanti tumpah. Jangan so,sayur daun melinjo.

Aljo

Sepertinya yang dimaksud Abah tentang KH Wahab Hasbullah adalah kata-kata "halal bihalal", bukan "minal aidin wal faizin". Tentang halal bihalal sendiri, menurut beberapa sumber sudah banyak disebut jauh sebelum KH Wahab Hasbullah menyebut kata-kata tersebut. Tentang minal aidin wal faizin, bahkan dikatakan sudah mulai ada pada jaman Khulafaur Rasyidin.

Herdiansyah talib

Saya Jawa, istri orang Banjar. Saya tak pandai bahasa Jawa. Istri juga tak pandai bahasa Banjar. Saya Jawa Deli (Jawa Kontrak). Generasi ketiga di Medan. Istri juga generasi ketiga di Medan. Leluhur saya katanya di Cilacap, tapi entah di mananya. Leluhur istri di Kandangan, Kalsel. Juga entah di mananya. Saya kepingin Pak Dahlan menulis tentang nasib Jawa Deli yang generasi mudanya sudah kehilangan identitas Jawa-nya. Salam Cak Lontong!

Sumber: