Taktik Filibuster

Taktik Filibuster

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Taktik mengukur waktu itu biasanya dilakukan oleh kelompok yang kalah suara tipis. Putusan yang akan diambil dianggap sangat berbahaya bagi demokrasi –tapi disukai oleh mayoritas.

Di Amerika kini lagi disiapkan RUU Anti-Filibuster. Tapi RUU seperti itu akan berhadapan dengan ''kebebasan berbicara'' yang menjadi hak warga negara –apalagi wakil rakyat.

Mungkin Imran Khan akan mempraktikkan taktik filibuster di Pakistan. Untuk kali yang pertama. Saya pun kalah: tidak sabar menunggu akhir dari sidang itu. Saya harus menulis naskah ini saat ini juga –masa bodoh dengan sidang pleno DPR di sana.

Sebenarnya saya sedang menyiapkan bahan tulisan tentang dokter Terawan: mengapa ia tenang-tenang saja. Senyum-senyum saja. Tapi sidang DPR di Pakistan membuat saya tersenyum lebih lama –sampai sepanjang saya menulis naskah ini.(*)

CATATAN: Berita terakhir tadi malam, pemungutan suara akhirnya dilakukan: Imran Khan berhasil dilengserkan.

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap
hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Disway Baru

mzarifin umarzain
Transmigran Disway. Sama2 di internet, sama2 mendunia. Mewarnai dunia. Bahasa Indonesia belum mendunia. Benci menulis, tapi terus menulis? Benci tapi cinta. Menulis untuk berbagi, cari uang, berlomba dalam kebaikan. Bila tak bermanfaat, tak berumur panjang. Longlife Disway. Biglife Disway.

Teguh Wibowo
Penyanyi yg sedang galau, kegalauannya dituangkan dlm lirik lagu dan galau nya pun jd duit. Komika yg sedang ada keresahan tentang sesuatu, maka keresahan tersebut dituangkan dalam tulisan dan keresahan pun menjadi materi stand up, alias keresahannya pun jadi duit. Seorang penulis yg sedang "jengkel, kesal dan malu" curhatannya pun dituangkan dlm tulisan menjadi, dan tulisannya pun jadi duit.
Sedangkan kita, eh anu maksud saya, saya pribadi ketika galau, resah, jengkel, kesal dan malu, paling banter outputnya jadi status di medsos alias menjadi sampah..
hehehe..

donwori
akhirnya gatel ikutan komen juga. walaupun harus 3x klik, balik ke halaman utama, dan perjuangan berat (lebay wkwkwk) sampai bisa nulis komen. jadi teringat kata2 abah tentang kasta jurnalisme. kaget jg begitu melihat tampilan baru disway, seolah disway sudah turun kasta. padahal tampilan yg sebelumnya lebih segar dan saya lebih suka baca tulisan2 kontributor lepas seperti pak arif, dhimam, dll. bukan berita mainstream.
ya tiap orang punya seleranya masing-masing.

Otong Sutisna
Pingin komen disway sekarang perlu perjuangan bagi saya yang anda sudah tahu, kata orang gaptek…tp istri bilang gpp gaptek yang penting masih ganteng…saya coba berbagai saran masuk disway lewat Google, dan Chrome langsung bisa masuk tapi kalau komen di alihkan ke artikel kemarin, masuk lewat opera mini harus login ke hp yg bikin mumet, lewat Firefox harus coba lagi dan lagi. Untung ada ordal yang yuruh lewat belakang….alhamdulillah akhirnya bikin pak ploong….

thamrindahlan
102 Abah bijak.Tidak ngomelin Tim IT Disway.id. Memang harus bersikap begitu dari pada marah marah tak menentu. Toh akhirnya semua happy. Perubahan selalu beresiko justru yang mampu beradaptasi berhasil mengatasi walau perlu sedikit waktu. Perusuh mulai hadir Abah pun survive. Demokrasi disini patut dicontoh. Anda Sudah Tahu
Salamsalaman.

Robban Batang
Tolong Carikan analogi lain ,misal tamsil dalam dunia bursa,forex seperti biasa. Btw,anyway Disway,bagaimana kabar Weleri hari ini? Apakah Gunung kembar Sindoro Sumbing terpantau jelas dari jalan lingkar?

Harun Purnomo

"Saya juga sering benci mengapa harus menulis setiap hari" Ini ibarat sering benci mengapa harus BAB setiap hari.Meskipun di saat-saat sibuk.Tetap harus dikeluarkan. Sebagaimana Mbah Nun pernah berkata kalau Beliau menulis karena dari semua informasi yang diserap harus ada 'kotoran' yang dibuang. Jadi para pembaca Disway adalah para 'pemakan kotoran' Abah DI. Semoga para pembaca semacam tanaman yang memakan kotoran sebagai pupuk melalui akar.Bukan serangga pendorong kotoran .

Sumber: