CABLE CAR TONGGAK GLOBAL WISATA BATU
KWB --meski belum final menentukan detail seputar kabin dengan berapa penumpang sampai jarak dan kecepatannya-- tapi punya Dopplemayr yang sudah siap.
Doppelmayr terpilih setelah gagasan pembuatan kereta gantung di KWB itu digulirkan oleh Walikota Batu ketika itu; ER: Eddy Rumpoko. Lebih dari enam tahun lalu. Lewat survey dan seleksi yang cukup lama.
ER bersama tim juga sudah mendatangi pabrik raksasa itu, nun di perbukitan, di Austria, dalam suatu rangkaian lawatan.
"Harus yang berkelas dunia dan terpercaya seperti Dopplermayr itu. Keamanannya teruji. Bonafiditasnya diakui. Ini akan memberi keyakinan wisatawan. Sekaligus merupakan promosi di panggung internasional bagi KWB," tegas ER ketika itu.
POROS BATU-BROMO-BALI
Terwujudnya cable car nanti, akan merupakan fase puncak dari percepatan kepariwisataan KWB dalam satu era. Era ER. Akan muncul puncak berikut dari fase kepemimpinan berikutnya pula. Sebagai keniscayaan pelanjut. Tapi pada era ER adalah debut moncernya Batu menjadi Kota Wisata yang diakui. Dibanggakan. Bahkan telah menjadi destinasi utama di Jatim. Bakal menjadi poros wisata di belahan timur Pulau Jawa; Batu - Bromo.
Porosnya juga akan ke Bali. Tim perancangnya sedang mendesain.
Dimulai Oktober 2020, Ketika ATF melaksanakan hajat menamam sepuluh ribu pohon. Tim itu --terdiri 20 pelaku wisata Bali-- ketika itu, datang sebagai salah satu relawan. Ikut tanam pohon, bersama warga KWB.
Dikomandani Tomy Luxe Star Bali --di De'Klein Cafe Batu-- tim ini lantas mengikatkan komitmennya; membangun poros wisata Batu dengan Bali. Saya ikut tanda tangan. Walikota Dewanti Rumpoko pun hadir. Bersama rombongan jeep terbuka yang sedang tour kota dalam rangkaian HUT-19 KWB. Dewanti memberi nama poros Bali itu; B to B. Atau double B; Batu - Bali. Jika ditambah Bromo; menjadi B3. Be Tiga.
Be Tiga atau Tiga Be, dengan ditambah D di belakangnya, adalah langkah yang sedang bergemuruh dikerjakan ATF. B3D; Bikin Batu Berkelas Dunia.
Cable car adalah tonggak besarnya.
GAGASAN WARGA
Warga kini berimajinasi. Gairahnya mememuhi ruang-ruang kreatif; bagaimana saja kelak yang bakal bisa dibuat. Dan dikembangkan.
Imajinasinya dimuarakan ke ATF (Among Tani Foundation). Di sana dihimpun. Dalam bank ide. Ide apa saja. ATF juga induk. Induk penyatuan dan pengelola gagasan. Dijadikan program. Dan diwujudkan sebagai pencerahan. Juga pelestarian. Dari dan untuk KWB. Untuk Indonesia.
ATF punya angkringan di halaman kantornya; Jln Hasanudin 22 Batu. Kopi arang, rempah uwuh, penganan yang dibakar dan digoreng, khas, menambah gairah kumpul. Menerjemahkan gagasan. Di situ warga nongkrong, menyisipkan ide. Juga kritikan, untuk menjadikan Batu terus membaik.
Kepala Desa dan Lurah --yang small beautyful karena hanya 19 desa dan 5 kelurahan itu-- juga sangat kompak; mencerminkan keyakinan warga bahwa; KWB adalah daerah pariwisata yang telah jadi dan harus berkembang global.
Saya sering diminta mengikuti pertemuan mereka. Di desanya. Dan kelurahannya. Juga kelompoknya. Haus diskusi. Potret orang-orang maju. Dengan ER mereka adalah; tumbu oleh tutup. Klop. Saya pernah terjebak asyik ngobrol malam dengan mereka, di halaman kantor Among Tani. Sabtu di bulan akhir ER menjabat. Baru berhenti --karena Masjid Brigjen Sugiono di sebelahnya-- kumandangkan adzan subuh. Puntung rokok menggunung. Tanda memang subuhannya pakai qunut.
Sumber: