Petir Politik

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Niat Lansia mendaki gunung / Disway nasehati senam saja / Kenapa Anda tampak bingung / Posisi Menteri lebih berwibawa /
Johannes Kitono
Now posisi Monoarfa seperti " Sandwich " keatas sudah dijepit oleh SK Menkumham yang hanya dalam 4 hari sudah mensahkan pengurusan DPP Mardiono. Kebawah menghadapi kiai kiai yang tersinggung Pidato Amplop dan ada resiko kehilangan suara massa. Solusi terbaik adalah Suharso mundur tidak usah melawan Mardiono tapi tetap di Kabinet dan di DPP dikasih jabatan juga. Dengan demikian DPP kelihatan tetap solid dan masih akan dipilih oleh pemilih tradisional.
Mbah Mars
Nama Mardiono itu kuno. Konservatif. Biar terkesan milenial saya usul dibranding dengan nama beken Dion. Gut moning Pak Dion. Apa anda sedang membaca Disway ?
Jimmy Marta
Kayaknya perlu ganti nama, biar terlihat berubah. Saya pun usul partai itu ditulis PETIGA. Keren kan pak Dion..!
Kang Sabarikhlas
ini komen kemarin ndak bisa masuk… Menjelang siang kemarin saya lagi di karawang..eh anu..dihalaman, tepatnya duduk dipinggir teras Jatim Expo disamping parkir sepeda lipat cucu saya. Sambil makan lumpia kriuk + lombok +daunbawang+teh hangat, tiba-tiba Cak Dadi'ndukun muncul bersepeda ngebut sampai disebelah saya, langsung ngomong :"Kang, ternyata Pangeran Charles jadi raja ya..itu pidatonya di tv lama, aku ndak ngerti, ngomong apa Kang? di diswe pasti ditulis Abah". "Ada dijelaskan Pak Mirza, katanya pidatonya mengharukan tapi pidato 9 menit translate-nya cuma 9 detik awal". "oh..jadi tetap ndak tahu harunya kayak apa ya Kang"… saya diam, saya ajak Cak Di makan lumpa kriuk, tapi dasar Cak Di, sambil gigit lumpia bertanya lagi :"lho Kang, hp pean kok buka fb, bukan diswe?"… "iya, saya lagi baca 'catatan' GM di fb"… "lho Kang, itu Pak GM pentolan Tempo itu ya? sampean kenal juga?"… "bukan Cak Di, saya cuma berteman di fb"… wajah Cak Di jadi serius "tapi sama Abah, sampean kenal baik kan?"…"bukan juga, saya cuma folower di IGnya"…. Cak Di tertawa "ealah…itu namanya teman halu!"… duh..malu, sudah jatuh miskuin, goblik, halu lagi.. ini nasib kayak paket komplit.
agus budiyanto
Suharso itu ibarat kacang lupa akan kulitnya. Dia bisa naik jadi ketua PPP karena keputusan Mba Maimoen. Begitu jadi, dia singkirkan Gus Yasin putra Mbah Moen. Mbah Moen sedo, tamatlah Suharso.
Mahmud Al Mustasyar
Koq beda sekali dgn sy. Kalau sy mau comment, tanpa melalui login. Tapi begitu ad comment; yg muncul iklan melulu.
Komentator Spesialis
Saya nyoblos pertama kali dalam pemilu 1987. Waktu itu masih mahasiswa. Jadi bisa ditebak betapa tuanya saya sekarang, wkwkwk… Yang namanya mahasiswa jiwanya tentu "jiwa pemberontak". Tapi dalam artian positif. Sekali lagi positif ya. Saat itu cuman ada 3 partai : Golkar sang penguasa, PPP dan paling buncit PDI. Sebelum pemilu, kita para mahasiswa sudah kasak kusuk. Pilih PPP saja. Biar oposisi kuat. Beres ! Lha kok ndilalah pas sebelum pemilu, ada teman mbisiki bahwa TPS kita diawasi. Bakal ketahuan siapa yang nggak nyoblos Golkar. Waduh ! Tapi dengan gagah saya masuk TPS pertama kali. Mau nyoblos PPP. Namun ketika paku mau nancapkan ke gambar bintang segi lima, pikiran mulai berperang dahsyat. Gimana kalau ini, gimana kalau begitu. Dan…entah apa yang terjadi, paku yang saya pegang dengan tangan gemetar itu, ternyata nancap di gambar pohon beringin.
Sumber: