Teori Bandura dalam Konflik Pejabat Depok vs Sopir Truk
Jenis pembelajaran observasional inilah yang telah menjadi penangkal kontroversi, ketika orang tua dan psikolog memperdebatkan dampak media budaya pop pada anak-anak.
Bandura: "Banyak yang khawatir bahwa anak-anak dapat mempelajari perilaku buruk seperti agresi dari video game kekerasan, film, program televisi, dan video online."
Ketika perilaku buruk dalam video menyebar ke masyarakat, bisa menimbulkan berbagai reaksi. Bisa dikecam, ditiru, didukung, didiamkan.
Terkait video sopir truk di Depok, warganet mayoritas mengecam Tajudin. Meskipun warganet tidak tahu latar belakang kejadian tersebut. Massa cenderung bertindak langsung, sebagai reaksi dari sesuatu yang mereka tonton.
Sebaliknya, dari perspektif sopir Misbah, ia mendengar dari sesama sopir truk, bahwa Jalan Krukut Raya yang diportal warga, masih bisa diterobos. Ia cuma peniru. Yang kebetulan sial.
Peniruan ini pada dasarnya disadari semua orang. Berdasar feeling. Tidak perlu teori muluk-muluk. Cuma, perlu penegasan teori ilmiah.
Terbukti, Presiden Jokowi sampai empat kali mengingatkan Polri, agar bertindak adil dalam kasus Sambo. Karena, awalnya ada rekayasa. Tapi kemudian berakhir dengan prinsip keadilan.
Karena, seandainya rekayasa kasus itu dibiarkan pemerintah, bisa diprediksi, bakal ditiru masyarakat dengan berbagai perilaku negatif. Termasuk, tersangka Putri Candrawathi belum ditahan sampai kini. (*)
Sumber: