Aneh, Pembunuh di Apartemen Pramuka Ini Mrenges ke CCTV

Aneh, Pembunuh di Apartemen Pramuka Ini Mrenges ke CCTV

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Edmond Locard (13 Desember 1877 – 4 Mei 1966) adalah kriminolog Prancis, pelopor dalam ilmu forensik yang kemudian dikenal sebagai "Sherlock Holmes dari Prancis ".

Dipaparkan Locard, pelacakan pembunuhan sebenarnya ilmu tua. Ilmu yang sudah dipahami oleh manusia purba. Mencari makan dengan berburu.

Manusia purba mencari makan dengan berburu hewan. Sehingga mereka jago melacak jejak. Semua hewan makanan manusia purba, seperti kambing, sapi, kijang, selalu mendekati air. Bisa sungai, danau, atau sedikit genangan di hutan.

Hewan buruan ini selalu meninggalkan jejak. Manusia purba bisa memperkirakan, kapan hewan yang meninggalkan jejak itu lewat situ. Faktor waktu menentukan, apakah hewan buruan sudah meninggalkan jauh dari lokasi, atau masih di sekitar situ.

Setelah diketahui jejaknya, kemudian dilacak. Sampai akhirnya hewan itu terlihat. Kemudian dilempar tombak dari kayu.

"Pembunuh pasti meninggalkan jejak, atau tanda-tanda lain yang menunjukkan keberadaan dan arahnya. Polisi mencari bukti ini, lalu mengikuti arahnya."

Dalam pembunuhan Yunia, pelaku meninggalkan jejak modern: CCTV. Wajahnya terekam jelas. Juga barang-barang bawaannya, lengkap.

Tapi, tentu polisi tidak hanya berbekal rekaman CCTV. Karena, rekaman itu digunakan sebagai petunjuk awal. Kemudian didalami dengan olah forensik di kamar apartemen mereka. Semua jejak pelaku dan korban ada di TKP.

Jejak bisa berupa DNA, sidik jari, rambut, serat pakaian milik pelaku dan korban, sangat banyak jejak yang ditinggalkan pelaku dan korban. Ini semua disebut bukti ilmiah, yang kini digunakan Polri. Tidak perlu mengejar pengakuan tersangka, lagi.

Maka, pringisan R ke kamera CCTV menunjukkan, bahwa ia tahu jejaknya terekam. Tapi, mungkin ia tidak paham cara menghapus rekaman itu. Jadi, cuma bisa mringis. (*)

Sumber: