Drama Tragedi Bantai Anak-Isteri di Depok

Drama Tragedi Bantai Anak-Isteri di Depok

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Lantas, Rizky masuk ke kamar, mengambil anak kedua inisial MP, bayi 1,5 tahun. Bayi itu digendong Rizky, menangis. Lalu digeletakkan di lantai teras, depan rumah. Bayi menangis bergetar-getar. Memecah pagi.

Rizky cepat, masuk rumah lagi. Menutup pintu, menguncinya. Posisi Nila dan Keke terjebak di ruang tamu. Rizky masuk rumah, tahu-tahu sudah memegang golok terhunus. Terjadilah tragedi itu.

Pertama, dihajarnya Nila. Lima kali bacokan. Di kepala dan badan. Langsung tumbang. Keke menjerit histeris. Refleks, Keke lari ke belakang rumah. Dikejar Rizky, dengan golok berdarah-darah.

Di dapur, Rizky membabat Keke berkali-kali, sampai ia lupa berapa kali. Ke kepala, leher, badan, sampai semua jari tangan Keke putus, rontok ke lantai.

Pagi itu, cuaca Depok cerah. Matahari belum sepenuhnya muncul. Langit kemerahan. Semerah suasana rumah Rizky. Banjir darah. Dua wanita mengerang menahan sakit. Ilustrasi tangis bayi meronta-ronta.

Rizky, dengan golok masih di tangan, membuka pintu depan. Keluar. Menghampiri bayinya. Menggendong di tangan kiri, sambil membawa golok di tangan kanan. Berjalan keluar halaman rumah. Ia diamankan warga yang berdatangan.

Tragedi selesai.

Yogen: "Tersangka tidak bisa menjelaskan, bagaimana posisi anak dibantai di belakang, dekat wastafel, tapi saat ditemukan di ruang tamu. Tersangka tak bisa menjelaskan."

Tapi, polisi mengambil kesimpulan, begini: Keke, dalam kondisi terluka parah, merangkak. Ngesot mendekati tubuh Nila. Sampai benar-benar tiba di pelukan ibunda.

Setelah kejadian ini tersebar, di pagi itu juga, teman sekolah Keke, laki bernama Zaki. Sekelas dengan Keke di kelas 6 A, SDN Sukamaju 9, Komplek Cimanggis Indah, Cilodong, Depok, pingsan.

Itu dikatakan wali kelas Keke, Vera Hari, kepada pers: "Zaki pingsan gara-gara nangis terus, setelah mendengar kabar hari itu Keke tidak masuk sekolah, karena dibunuh."

Vera mengisahkan, Keke murid rajin, cerdas akademik. Dia ranking 5 dari murid kelas 6 di sana. Tidak pernah membolos, tidak pernah terlambat masuk kelas. Perilaku sopan. Selalu ceria.

Karenanya, Vera menunjuk Keke jadi ketua kelompok belajar di kelas itu. Hasil evaluasi Vera, Keke bisa memimpin, membimbing teman belajar kelompok. Hasil prestasi belajar murid jadi naik, karena kelompok belajar itu.

Zaki, adalah anggota kelompok belajar, yang paling akrab dengan Keke. Selalu main bersama.

Pada Selasa kejadian pembunuhan, teman-teman menunggu Keke. Karena, usai jam sekolah, mereka akan lanjut belajar kelompok dipimpin Keke.

Sumber: