Serial Killer Itu Dilakukan Dukun

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Satu penjelasan umum adalah bahwa psikopat mengalami semacam trauma pada masa kanak-kanak. Antara lain, sejak masa bayi mereka. Akibatnya menekan respons emosional mereka.
Mereka tidak pernah mempelajari respons yang tepat terhadap trauma, dan tidak pernah mengembangkan emosi lain. Itulah penyebab mereka sulit berempati terhadap orang lain.
Mereka tumbuh tanpa mengetahui bagaimana "merasa", dan sebaliknya belajar bagaimana mewujudkan apa yang mereka anggap sebagai emosi atau penampilan emosi yang benar.
Di era sesudah PD II, dianalisis, bahwa pembunuh berantai bukan orang gila. Melainkan orang waras. Bahkan, para pelaku punya strategi pembunuhan yang rumit. Disebut serial killer.
Setelah dipelajari di Inggris, pada awal 1980-an pelajaran itu diadopsi Los Angeles Police Department (LAPD) di AS. Mereka menciptakan sistem Violent Criminal Apprehension Program (ViCAP) pada 1985.
Tak perlu jauh-jauh ke Amerika, dari para dukun desa di Cianjur itu sudah lahir tiga serangkai tersangka serial killer. Yang, mereka masih berstatus tersangka.
Rangkaian kejahatan mereka akan diuji di persidangan, kelak. Pastinya hasil sidang mereka menarik perhatian masyarakat. Juga menambah ilmu buat Polri. (*)
Sumber: