Tiga Faktor yang Paling Asyik Ditonton

Tiga Faktor yang Paling Asyik Ditonton

APA yang paling Anda sukai dari Vincenzo? Pasti banyak, ya. Plot, skenario, dan akting para bintangnya memang keren. Adegan-adegannya juga dirancang dan dieksekusi dengan sangat baik. Namun, ada beberapa hal yang paling pantas difavoritkan dari drama garapan writer-nim Park Jae-bum dan sutradara Kim Hee-won ini. Dan kalau ada yang favorit, tentu ada yang tidak favorit. Apa saja? 

Karakter Paling Cool 

Tidak bisa disangkal, Song Joong-ki adalah salah satu faktor paling kuat yang membuat drama ini berhasil. Karakternya sebagai Vincenzo Cassano, sang consigliere, kuat sekali. Bahkan disebut-sebut menyamai karakternya di Descendants of the Sun, Kapten Yoo Si-jin. Ia dingin, smart, dan sangat taktis. Sebagai penasihat hukum keluarga mafia, skill-nya komplet. Mulai dari bersiasat, sampai menggunakan senjata api.

Nah, ia tampak semakin charming kalau sudah memainkan korek api. Itu menjadi semacam signature style Vincenzo setiap hendak melakukan hal luar biasa. Baik ketika membakar gudang Babel, mengancam Jang Han-seok, hingga menghabisi Choi Myung-hee, permainan korek apinya menimbulkan efek katarsis buat penonton.  

Langkah-langkahnya saat melawan Babel memang tak selalu berhasil. Tapi ketika ia benar-benar serius—atau dijebak Hong Cha-young untuk serius—maka hasilnya luar biasa. Seperti saat menyamar menjadi seorang homoseksual. Untuk merayu Hwang Min-sung (Kim Sung-cheol), bos bank Shinkwang, agar membatalkan kerja sama dengan Grup Babel. 

Atau ketika ia mengancam pimpinan koran Daechang Daily, CEO Oh, yang selama ini menutupi kejahatan Babel. Vincenzo menyamar menjadi cenayang yang cute banget. Langkah smart lain misalnya menjebak Jang Han-seok untuk masuk penjara. Menangkap para pejabat dan polisi kaki tangan Babel saat pesta bagi-bagi harta. Serta memindahkan emas dari Geumga Plaza, tepat pada waktunya. Setiap aksinya bikin kita bersorak lebih keras. 

Perkembangan Karakter Paling Bagus

Sepertinya kita semua sepakat. Award untuk perkembangan karakter terbaik harus diberikan kepada Jang Han-seo! Perubahan karakternya terjadi secara pelan-pelan. Tapi sangat terasa dari episode ke episode. Ia mengawali drama ini sebagai boneka sang kakak tiri. Dipasang sebagai presiden Babel Pharmaceutics, tapi sebenarnya bodoh dan tidak punya kuasa apa-apa. 

Ia sangat kejam kepada bawahan, tapi pengecut. Tunduk di bawah ancaman stik hoki Jang Han-seok. Ketika Han-seok muncul di permukaan, semakin kerdillah ia. Dengan bantuan Han Seung-hyuk, bos Wusang, ia mulai berani melawan sang kakak. Bahkan ia berani menembak sang kakak saat berburu. Titik balik keberaniannya ditunjukkan dengan berpindah kubu. Ke sisi Vincenzo. 

’’Han-seo menunjukkan banyak sekali sisi dirinya yang berbeda. Kurasa kata kunci karakter ini adalah survival. Bertahan hidup,’’ kata Kwak Dong-yeon, aktor di balik tokoh itu, seperti dikutip Sports Chosun. ’’Ia hidup. Tapi di bawah tekanan sang kakak, ia tidak punya kesadaran maupun kebebasan. Ia seperti zombi. Lalu ia melihat Vincenzo, dan mulai berharap bisa memiliki kendali atas hidupnya sendiri,’’ lanjut aktor 24 tahun tersebut.

Tidak hanya tekanan mental yang dirasakan Han-seo. Ia juga menderita siksaan fisik. Sang kakak menamparnya setiap waktu. Memukul kepalanya. Menghajar badannya dengan tongkat hoki. Menendangnya. Bahkan mencekiknya. Dong-yeon bilang, siksan itu bahkan membuat mentalnya ikut tertekan. Padahal ia tahu, itu cuma akting. ’’Aku merasa self-esteem-ku menciut ketika syuting adegan-adegan penyiksaan itu,’’ ungkapnya. 

’’Terus-terusan mendapatkan perlakuan seperti itu sanat memalukan. Dan setelah beberapa scene, aku benar-benar merasakan depresi. Adegan-adegan itu diciptakan untuk menunjukkan betapa Han-seo sangat menderita di tangan kakaknya,’’ papar Dong-yeon. Dengan begitu, plot Han-seo berpindah kubu menjadi masuk akal. 

Warga Geumga Plaza 

Warga Geumga Plaza awalnya annoying banget. Ketika Vincenzo baru datang, mereka dengan sengaja menakutinya. Setelah itu, mereka curiga melulu pada Vincenzo. Mereka baru percaya, setelah melihat Babel benar-benar tak kenal ampun. Bahkan, setelah sepenuhnya mendukung Vincenzo pun, mereka tak berhenti bersikap menyebalkan. Tepatnya, ketika mengincar emas!

Sumber: