Tiga Faktor yang Paling Asyik Ditonton
Namun, di luar itu, mereka terbukti sangat bisa diandalkan. Mereka melindungi Geumga Plaza dari serangan preman-preman yang dikirim Babel. Bahkan membantu mengeksekusi musuh-musuh Vincenzo. Mereka juga berperan besar saat Vincenzo membobol data perusahaan cangkang Babel. Serta saat Vincenzo ’’bermain catur’’ melawan Jang Han-seok.
Dua Hal yang Mengganggu
Nah, kita tiba pada hal yang kurang difavoritkan. Ada dua yang agak mengganggu dari drama ini. Pertama, karakter Vincenzo yang kurang komplet. Benar, ia menampilkan image mafia yang smart dan kejam. Tapi, di sisi lain, ia digambarkan sebagai pria yang dibesarkan dengan budaya Italia. Ia lebih nyaman mengomel dengan bahasa Italia. Ia tergila-gila pada opera. Dan membenci makanan Italia yang tidak enak.
Namun, yang tidak muncul dari Vincenzo adalah sifat alami orang Italia. Yakni, hangat. Orang Italia sangat ramah. Ekspresif. Cerewet. Mereka selalu merepet, sembari memeluk siapa saja yang ditemui, dan berbicara dengan gestur tangan yang kental. Ini yang tidak ditemukan pada Vincenzo. Ia bahkan canggung berpelukan dengan sesama cowok. Apalagi cewek.
Plot janggal kedua adalah betapa mudahnya hukum dipermainkan. Orang bisa keluar masuk penjara begitu mudahnya. Hanya berkat temuan bukti baru. Betul, itu masuk akal. Tapi prosesnya tentu tidak dalam hitungan jam. Ini, misalnya, tampak pada episode terakhir. Ketika Choi Myung-hee dibebaskan karena terbukti tidak bersalah. Dia keluar penjara hari itu juga!
Apakah dua hal minor itu mengurangi kecintaan kita kepada Vincenzo? Tentu tidak. Yuk nonton ulang adegan-adegan favorit! (ekn)
Sumber: