Polisi fokus dugaan pada kata "menyebarluaskan",atau setidaknya pada kata "memperjualbelikan". Karena itulah Marhel diperiksa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan kepada wartawan, seusai memeriksa Marshel, Kamis, 7 April 2022, mengatakan:
"Penyidik sampai hari ini masih menetapkan status Marshel sebagai saksi. Tapi, kemungkinan apabila dibutuhkan untuk kebutuhan kelengkapan berkas perkara kasus ini, akan kita panggil lagi."
Dilanjut: "Dalam pemeriksaan tadi, disampaikan kepentingan saksi pembelian itu untuk kepentingan pribadi saksi. Jadi tidak dipublikasikan lagi kepada pihak lain atau media sosial."
Soal dugaan 'menyebarluaskan', Marshel kepada wartawan mengatakan: "Ya… bokep itu gue beli Rp1,4 juta. Masak gue sebarin gratis? Enak aja."
Marshel seolah menawarkan logika kepada publik: Barang sudah dibeli, kok digratiskan?
Seumpama Marshel sudah bosan nonton video tersebut, lalu ia menjualnya, bisa muncul pertanyaan:
"Mengapa pembeli tidak langsung membeli ke Dea? Mengapa membeli barang Dea yang (bekas) dimiliki Marshel?"
Agar jelas, simak pernyataan Marshel kepada pers, seusai ia diperiksa di Polda Metro Jaya, begini:
"Gue beli itu setelah lihat Dea tampil di podcast Deddy Corbizier. Mengapa gue beli? Karena, selain penasaran, juga kasian sama Dea."
Dilanjut: "Karena niat gue pengen bantu Dea, gue langsung bayarkan ke Dea. Tidak melalui OnlyFans. Karena gue pikir, kalo lewat OnlyFans mestinya ada potongan. Ada fee. Sehingga uangnya ke Dea bakal berkurang. Kalo gue gak pengen bantu, cari yang gratisan juga bisa. Banyak malah."
Dilanjut: "Mengapa gue bantu Dea? Karena jujur saja, gue asalnya orang susah (miskin). Gue tau banget. Ngeliat wanita jual konten gitu, pastinya butuh ekonomi. Jadi, gue bisa bantu ekonomi. Rp1,4 juta."
Setelah Marshel transfer pembayaran langsung ke Dea, ia diberi password, untuk membuka Google Drive. Itu segepok. Isinya 76 video porno Dea.
Marshel membuka, menonton satu konten. Asyik. Setelah itu, ia tutup, ia hapus password. Kemudian ia masuk lagi tidak bisa. Sebab, password sudah dihapus. Jadi hilang. "Nah, Rp1,4 juta cuman buat nonton satu video doang. Udah, gitu aja," ujarnya.
Ditanya, di mana kenal Dea? Dijawab: Lewat Twitter. "Di situ gue liat, Dea banyak dibully netizen. Trus, gua cari tau nomor telepon Dea, akhirnya dapet. Gue hubungi Dea lewat WA. Dia banyak curhat. Karena itu, gue beli konten dia."
Marshel: "O… ya. Dea bilang, pusing. Mau bunuhdiri. Buktinya ada di WA gue."