Dr Saparini sudah lama mengusulkan pembuatan UU pangan strategis itu. Tapi masih gagal. Di era mana pun.
Selama ini petani kita yang kalah efisien cenderung dijawab dengan kepasrahan: sudah takdir kita.
Padahal, seperti kata Saparini, semua bisa diatasi dengan kebijakan negara yang komprehensif.
Di situlah core-nya. Untuk mengkaji yang core-core seperti itulah dia dirikan Core Indonesia.
Tapi kenapa orang tua Saparini memberi nama laki-laki untuk anak perempuannya?
"Saya ini orang Jawa," katanyi. "Di Jawa, kata bapak saya, nama dengan akhiran 'i' itu menandakan perempuan. Kalau akhiran 'o' itu untuk nama laki-laki. Jadi Hendri itu nama perempuan. Kakak laki-laki saya bernama Hendro," ujarnyi.
Belakangan, ketika dia sering ke Prancis, barulah mantap. "Di Prancis nama Hendri itu perempuan. Jadi, ayah saya sudah benar," katanyi.
"Jangan-jangan ayah dulu lulusan Sorbone University…," sela saya.
" '" jawabnyi.(*)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Belanda Budiman
Amat Kasela
Rama-rama bertali benang / Burung nan cantik terbang ke sawah/ Berikan maaf jikalau lancang/ Gantilah "merubah" jadi "mengubah Rubah : binatang karnivora Me + rubah = …. Salam Budiman
No Name
Banyak cerita cinta yang terlarang, endingnya; Anda Sudah Tahu. "Pancaroba sosial" - saya suka idiom Abah DI ditulisan ini, juga kalimat " …daripada melanggengkan kemiskinan … " Realitas sekali alasan ini, alasan untuk pembenaran. Untungnya pemerintah saat itu melarang dan menutupnya, berarti alasan itu "salah". Tak terbayangkan dampak sosial dan susilanya.
Lukman bin Saleh