Tanpa Sapujagat

Senin 25-04-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Ini bukan tentang Budiman, Belanda, adopsi, atau keadaan sulit tahun 70 an. Tapi ttg topik yg kmarin, tp berhubung Abah menyentilnya d akhir tulisan, sy tergelitik lg mengomentari minyak. DMO sudah d tetapkan. Perusahan sawit mematuhi aturan. Mengalokasikan CPO sesuai permintaan pemerintah. Tp minyak tetap langka. Mendag bingung. Pengusaha sawit d periksa. D tunjukkan dokumen. Bukti pengalokasian CPO sesuai permintaan pemerintah sudah d laksanakan. Tp minyak menghilang. Ke mana?

Mendedag bilang tau minyak itu d mana. D tahan distributor. Lebih dr itu. Mendag bilang tau motif distributor. Menunggu HET migor d cabut. Krn mereka yakin Het akan d cabut mengingat harga minyak dunia terus melambung. Mendag mengancam jika migor tetap d tahan, mereka akan d tendang. Ancaman mendag tdk mempan. Malah benar Het Migor d cabut. Distributor pesta pora. Dalam hitungan detik, minyak tiba2 membanjiri pasar. Berarti benar d tahan. Bukan krn tdk ada. Disaat pesta pora mafia migor. Tiba2 presiden mengumumkan stop ekspor. Petani sawit terpaku. Mendadak lesu. Mengapa tega pemerintah berlaku seperti itu? Lain yg salah, lain pula yg d hukum. Distributor yg bermain, distributor yg berpestapora, justru tdk tersentuh hukuman. Apa hubungannya stop ekspor CPO dg distributor migor? Itu sebabnya, sy berharap larangan ini jangan lama2 d terapkan. Bila perlu jangan sempat d jalankan. Kasian petani sawit yg harus menanggung hukuman krn kesalahan org lain…

Teguh Wibowo

Di Solo-Jogja ada group facebook namanya "Info Cegatan bla.. bla.. bla." Misal untuk jogja "Info Cegatan Jogja." Untuk solo "Info Cegatan Solo." Group ini awalnya adalah wadah untuk saling bertukar informasi adanya razia / operasi kendaraan bermotor di sekitar wilayah masing2. Namun saat ini group2 FB tsb berkembang mjd pusat informasi apa saja. Ada Info orang hilang, Info pencarian orang, Dompet hilang, motor hilang, dsb. Nah.. barangkali di Tangerang ada group serupa bisa dicoba untuk mencari orang tuanya Mas Budiman ini..

Dedi Juliadi

Tahun2 itu perubahan kehidupan sosial sehingga banyak hubungan terlarang yang menghasilkan bayi2 adopsi, sekarang juga hubungan terlarang lebih banyak lagi tapi tidak lagi menghasilkan bayi adopsi karena kondom dijual dimana2 dan harganya sangat terjangkau.

Zakaria Chen fu

Tamat SMA dibelanda bisa jadi wartawan international.Tamat SMA di Indonesia jadi artis tiktok dan galau gak tau mau ngapain lagi

thamrindahlan

46 Awak bertanya 4 hal terkait Belanda Budiman Anda Belum Tahu bagaimana Budi bisa tergabung di disway .Apakah ini bukti bahwa Portal Abah ini sudah go international Anda Belum Tahuas Budi wartawan free lance atawa reporter surat kabar mana Anda Belum Tahu kisah haru Budiman berjumpa dengan orang tua kandung pada next episode disway.id Sarung kotak anak jalanan / Dipakai miring nyaris tergantung/ Sungguh menarik kisah Budiman / Perjalanan panjang cari ortu kandung / Salamsalaman

No Name

Gorssel. Saya pernah singgah untuk makan siang di desa itu, nun 30-an tahun nan silam. Meskipun hanya sebuah desa, Gorssel adalah desa yang modern. Juga kaya. Populasinya juga lebih besar ketimbang desa Joppe, di sebelah timurnya. Populasi Gorssel ketika itu, kata pemilik restoran, sekitar 3500-an jiwa, sedang Joppe hanya 400- an jiwa. Sebenarnya Gorssel lebih dekat dengan Deventer, kota di sebelah utaranya yang masuk ke Provinsi Overijssel. Kira-kira hanya setengah dari jarak Gorssel - Lochem, Gelderland. Lochem sendiri hanya belasan kilometer dari perbatasan dengan Jerman.

Budiman mencintai Indonesia, itu wajar. Karena berdarah Indonesia dari kedua orangtuanya. Sedang orang yang berdarah Belanda tulen saja, karena sejak lahir hingga remaja tinggal di Indonesia, begitu cintanya kepada Indonesia. Contohnya, Wieteke Van Dort (Tante Lien), kini 79 tahun. Penyanyi yang ditahan 1980-an menjadi host acara "koempoelan" (The Late Lien Show) di salah satu TV Belanda itu lahir di Surabaya dua tahun sebelum proklamasi. Saat usia 14 tahun, masih di HBS (setingkat SMP) ia dan kedua orangtuanya liburan ke Den Haag. Eh, Bung Karno menasionalisasi perusahaan milik Belanda di Indonesia, termasuk perusahaan tempat papanya. Dan Tante Lien tak bisa kembali ke Indonesia. Beberapa tahun yang lalu kayaknya Tante Lien ini pernah menengok rumah kelahirannya di Surabaya, malah didampingi Pemred Jawa Pos. Selain Tante Lien juga ada Anneke Gronloh (meninggal 2018). Yang ini blasteran Belanda- Minahasa.

Arala Ziko

Semua yg pengen disebut Budiman, besok lebaran silaturahmi dan sungkeman ke Pak Dahlan ye

Gito Gati

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler