Tanpa Sapujagat

Senin 25-04-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Komentator spesialis, Pak Harto itu sebenarnya Presiden yang berhasil membangun Indonesia. Tapi sayang, pak harto bukanlah pemimpin yang ikhlas. Merasa berhasil membangun Indonesia, pak harto minta upah. Upah yang diminta adalah "kamukten" keluarganya. Anak2nya "dimuktikan" dengan jalan koruptif. Sehingga negeri ini krisis. Dan……. Ya sudah, rakyat akhirnya menurunkanya. Itulah sekilas cerita junjunganmu sodara.

Komentator Spesialis

Baca dulu sejarah sebelum sampeyan bandingkan dengan china, korea mas. Awal pemerintahan Pak Harto, Indonesia hyper inflasi sampai 650%. Duit nggak ada harganya. 1000 rupiah dipotong jadi 1 rupiah. Hutang membumbung akibat pengelolaan ekonomi ugal ugalan. Misal beli senjata dll. Sarana prasana rusak karena revolusi setelah penghianatan PKI. Pendapatan per kapita cuman USD 70. Sebagai referensi tahun 1997 sebelum krisis per kapita sekitar USD 1200 alias naik 17 kali lipat alias 1700% selama 31 tahun. Rata rata pertumbuhan ekonomi 6.8%. Sampeyan bandingkan sama sekarang yang 7 tahun yang GDP naik nggak sampai 20% ya juauh mas.

No Name

Orng tua angakat viral Jadi orang tua angkat kadang tidak beruntung kala punya anak seperti Sukanto Tanoto, cinta 1/3 hati tapi jadi orang tua juga jangan naif, jadilah seperti orang tua Budiman. Orang tua Budiman ini clear dan clean, tidak ditutupi. Ibu pertiwi ini jadi ibu angkat yg tidak clear dan clean, seperti kondisi yg diceritakan Pak Mahfud. Pak Mahfud yg punya jabatan strategis saja punya harapan ada orang kuat yg akan membangunnya di 2024. Sedih sekali, harapan di atas harapan. Saya dulu berharap pada Pak Mahfud karena keberhasilannya di mahkamah konstitusi yg lebih bersifat kultural dibanding stick and carrot. Ternyata Pak Mahfud berharap lagi ke orang lain. Tapi lama sekali, apalagi kalau yg diharapkan Pak Mahfud ini seperti Corazon Aquino yg berharap lagi. Pak Mahtud bilang, semoga (pakai semoga, bukannya dibangun) ada orang kuat yg bisa menyatukan masyarakat yg terbelah. Ternyata belahnya seperti dibelah kampak, bentuk dan jumlahnya gak jelas. Istilahnya gak sistemik padahal pengakuan Mba Sri sistemik. Coba….masak sistemik kalau batu bara mahal pakai sapu jagat moratorium, mahal CPO pakai sapu jagat dilarang ekspor, mulai hari ini. Lama-lama ibu pertiwi jadi bakulan pecel, kacang mahal bumbunya diencerin. Kapan pecel ini go internasional seperti McD?

mzarifin umarzain

THR secara agama, tak perlu ada. Secara sosial/adat, barangkali perlu ada. Secara agama, apa yg perlu ditunjang? Kewajiban dalam hari raya 'iidu lfithri cuma: 1. Makan pagi/sarapan/ifthoor?/futhuur?. 2. Tunaikan zakat fithri 3 kg beras= 33 rb rp/ orang. Cuma 50 rb rp/ orang apa nya yg perlu ditunjang? Bukan kewajiban islaam untuk: berbaju baru, mudik, chalaal bi chalaal, sediakan toples & isi nya, beri angpao, dll. Kata pak Hamka, kalau tak salah: THR kerjaan nya orang yg suka nuntut. Muslimuun, diberi thr, syukur. Tak diberi, tak masalah. Faqir miskin dipelihara negara.

Mirza Mirwan

Ini protes terakhir. Kenapa sih penampilan Disway.id setelah menjadi media yang terverifikasi Dewan Pers malah tambah amburadul? Di mana sulitnya memperbaiki tampilan dengan belajar dari Disway App dulu? Dulu itu kalaupun ada kekurangan, paling hanya keterlambatan posting. Dan sekarang? Banyak! Pembatasan jumlah karakter, urutan reply yang lucu dan…. ini yang bikin jengkel: Nama dan profil tidak muncul. Akhirnya siapa yang menuliskan komentar anonim itu tidak jelas. Benar, itu tadi protes saya yang terakhir. Tolong, manajemen Disway.id, kalau tim IT tidak bisa memperbaiki kekurangannya, tidak usah dikasih THR.

Juve Zhang

Sepertinya itu Jaman "Kumpul Kebo" jadi trending. Hasilnya banyak bayi tak berdosa lahir, saya kos di Yogyakarta, ibu kos yg hampir setengah tua juga ikut trending jaman itu, anak kos mahasiswa ada yg tertarik " trending" jaman itu, hasilnya anak lucu,gemuk. "Imbalannya" kos untuk mahasiswa itu Gratis.wkwkwkwkwk win-win Solution kata Om JinPing.

Komentator Spesialis

Sangat naif memvonis semua karena kumpul kebo mas. Jaman segitu belum ada internet. Dan tidak semassif kumpul kebo jaman sekarang. Saya yakin sebagian besar adopsi karena alasan ekonomi. Jaman segitu negara kita masih super miskin. Saya yakin motif ekonomi lebih besar. Mereka tidak mampu merawat atau ingin mendapatkan uang.

Jimmy Marta

Jadi penasaran dengan Ana van Valen. Apakah bersaudara dg Via 'van' Valen, atau mirip Marco van Basten atau berkulit Ruud 'van' Gulit.

edi susanto

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler