Corpu Inspirasi

Selasa 21-02-2023,05:15 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Cadas?

“Cerdas dan Berintegritas," jelasnya. "Dengan tagline Cadas, salamnya bisa berupa jari dibentuk huruf C atau dibentuk simbol metal," tambahnya.

Syamsul Arief, Kepala Pusdiklat Teknis Mahkamah Agung.(Foto: Istimewa)

Minggu ini Corpu Mahkamah Agung menarik perhatian publik. Salah satu pengajar pekan lalu adalah Rocky Gerung. Materi pelajarannya: filsafat hukum.

Saya pun membuka YouTube. Ups… Panjang sekali: hampir tiga jam. Syamsul sendiri yang jadi moderator.

Di situ saya melihat Rocky Gerung yang berbeda dengan yang biasa Anda lihat di TV. "Kalau memberi kuliah saya harus serius. Kalau di TV saya memang tidak serius. Saya suka mengejek dan godain orang," katanya.

Mahasiswa program Corpu pekan lalu itu para hakim yang masih muda-muda. Dari berbagai penjuru Nusantara: Kerinci, Tanjung Jabung, Barru, Timika….

"Mereka adalah yang punya masa kerja sebagai hakim antara 1 sampai 5 tahun," ujar  Syamsul. "Kami ingin membangun integritas sejak para hakim masih muda," ujar Syamsul.

Malam itu ada pertanyaan bagus dari seorang hakim muda: mengapa berintegritas selalu dikaitkan dengan miskin dan menderita.

Maksudnya: mengapa hakim yang berintegritas ditakut-takuti akan menjadi miskin dan menderita. Tidak adakah berintegritas itu disamakan diasosiasikan dengan  kebahagiaan.

Maka diskusi soal integritas sangat dalam malam itu. Demikian juga soal filsafat keadilan. Sampai  membahas soal wanita dan keadilan. Terutama karena hukum ini dikuasai laki-laki.

Dulu, kata RG, wanita itu jadi saksi pun tidak bisa. Sampai istilah testimoni pun diambil dari kata testis.

"Termasuk mengapa saksi itu harus dua, karena kalau satu bukan testis, bukan buah zakar," ujar RG.

Saya baru tahu dari forum itu: yang melahirkan kecerdasan itu wanita. Bukan laki-laki. Saya juga baru tahu: laki-laki bisa merasakan sakit, tapi hanya wanita yang bisa merasakan penderitaan.

Rocky Gerung ternyata sangat serius kalau mengajar.

"Saya berani mengundang RG karena saya tahu kalau memberi kuliah beliau tidak memprovokasi," ujar Syamsul.

Syamsul sendiri memang seorang aktivis tulen. Waktu menjadi mahasiswa hukum Universitas Lampung (Unila) ia sudah menerbitkan majalah kampus: Saksi Keadilan. Syamsul menjabat pemimpin redaksi.

Tags :
Kategori :

Terkait