Dari pengalamannya yang panjang itu Syamsul ingin hakim mendapatkan inspirasi filsafat keadilan. Kalau teknis hukum bisa dipelajari sendiri. Karena itu ia menyelipkan mata kuliah seperti itu di Corpu.
Ia ingat waktu mahasiswa hukum. Buku pelajaran sampai semester akhir sudah ia selesaikan di tahun pertama kuliah. Selebihnya ia banyak membaca buku sosiologi dan filsafat. "Kadang saya harus ke gereja untuk membaca buku filsafat di gereja," katanya.
Para hakim itu juga terlihat antusias. "Malam itu kalau RG tidak kelelahan bisa sampai jam 1 atau 2 malam," ujar Syamsul.
Saya pun tahu RG itu ternyata hanya serius untuk dua hal: memberi kuliah dan mendaki gunung. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 20 Februari 2023: Paranjoy Kerikil
Mirza Mirwan
Bung Amat, selain sohor sebagai linguis lewat "Transformational Analysis" dan "Syntactic Structure", Noam Chomsky juga terkenal di bidang kritik sosial dan kritik politik. Chomsky, 94, terkenal sebagai anti-kapitalisme dan anti-imperialisme. Itulah kenapa, meskipun ia Yahudi, ia gigih membela Palestina terkait okupasi Israel di wilayah Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza. Hubungan Chomsky dengan Gautam Adani jelas tak ada. Tetapi hubungan dengan Paranjoy Guha Thakurta tentu saja dalam konteks anti-kapitalisme. Dan Chomsky tak punya darah India. Kalau Amartya Sen, 89, memang orang India, meski lebih banyak mengajar di AS, dari Harvard sampai Berkelay. Amartya Sen juga penerima Nobel Ekonomi 1989.
Leong Putu
Selamat Pagi semua… … Saya malah masih penasaran, gadis - gadis yang dicat hujau kemarin itu bagaimana ya nasibnya ? Apakah catnya sudah dibersihkan ? Yang mbantu membersihkan sapa ya ? Laki-laki atau perempuan yang membantu membersihkan ? Hmmm…. penasaran..
Mirza Mirwan
Megawati Sukarnoputri yang Ketua Dewan Pengarah BPIP membuat statemen yang membuat saya uring-uringan. Presiden ke-5, putri proklamator, yang bangga karena sudah melaksanakan ibadah haji dua kali dan umrah tiga kali itu mengritik ibu-ibu yang rajin mengikuti pengajian. Bagaimana ngurusin anaknya? Astaghfirullahal 'adhiiim. Bu Mega, pengajian ibu-ibu itu hanya sekali seminggu, atau malah dua minggu sekali. Mayoritas jamaah majelis taklim itu ibu-ibu yang anaknya sudah besar, bahkan sudah punya cucu. Setidaknya begitulah jamaah beberapa majelis taklim yang biasa saya isi -- dan saya ogah menerima amplop. Jangan dikira di majelis taklim itu yang dibahas cuma masalah surga dan neraka, Bu. Saya lebih sering memberi nasehat tentang bagaimana mendidik anak menurut tuntunan Rasulullah. Bagaimana adab anak terhadap orangtua, menantu terhadap mertua atau sebaliknya. Bagaimana adab bertetangga, adab menerima tamu, dsb. Tak usahlah ngurusin ibu-ibu pengajian, Bu Mega. Di otak anda yang ada cuma politik, politik, dan politik.
kritikItuSehat
mirip paranjoy gegara tulisan ditahan…. disini juga. peternak di blitar bentangkan tulisan "pak jokowi bantu peternak beli pakan jagung dgn harga wajar" … eh peternak ditangkap aparat…. kejadian 21 agustus 2021 (bukan hoax yah)… demokrasi apa ini? kok spt orba?
Jimmy Marta
Ia bisa berfikir tp pasti gk punya hati. Rasa. Atau jangan2 ia nya diciptakan untuk jadi politisi…