Corpu Inspirasi

Selasa 21-02-2023,05:15 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Majalah itu dibredel. Gara-gara Syamsul  menulis: Siapa Bilang Golkar Tidak Curang.

Itu bersamaan dengan dibredelnya majalah kampus UGM yang dipimpin Andi Arief: Sintesa.

Waktu itu Indonesia berulang tahun ke-50. Ultah emas. Sintesa menulis: Indonesia Cemas.

Syamsul juga diincar untuk  ditangkap. Tapi intelnya salah: yang akan ditangkap Habiburrahman, yang kini aktivis Gerindra.

Setelah lulus, Syamsul menjadi pengacara. Lurus. Ia memang sempat jadi relawan di YLBHI-nya Adnan Buyung Nasution.

Akhirnya Syamsul jadi hakim. "Saya ingin membahagiakan ayah," ujarnya. Ia menyadari hati ayahnya tidak tenang. Anak bungsu ini selalu dicari petugas keamanan. "Sering ada mobil tidak dikenal parkir di depan rumah," ujar sang ayah kepadanya.

Maka Syamsul ikut tes hakim dan jaksa. Ayahnya senang sekali.

"Lulus?" tanya sang ayah.

"Lulus dua-duanya".

"Anak hebat…".

"Pilih yang mana?" tanya Syamsul pada sang ayah.

"Tanya emakmu," jawab sang ayah.

Syamsul pun bertanya ke sang ibu.

"Hakim…" jawab sang ibu.

Syamsul pun jadi hakim. Tugas pertamanya di Arga Makmur, Bengkulu Utara. Lalu Palopo. Lubuk Linggau. Bengkulu. Rejang Lebong.

Setelah itu ia minta pindah ke kampung halaman: Tanjung Karang, Lampung. "Ayah saya sakit. Stroke. Saya ingin dekat ayah. Merawat beliau," katanya. "Waktu ibu meninggal saya di Palopo. Kali ini saya tidak mau kecolongan lagi," tambahnya.

Tags :
Kategori :

Terkait