Sodiq Amin

Sodiq Amin

Provinsi Sindh selalu dikuasai PPP —partainya keluarga Bhutto yang ikut menggulingkan Imran. Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto memang orang Sindh. Meninggal digantung. Benazir Bhutto, anaknya, yang juga pernah menjabat perdana menteri, meninggal ditembak.

Ketika itu Zardari Bhutto yang masih 17 tahun diangkat jadi ketua partai. Ia menggantikan Sang Ibu. Sampai sekarang. Kini Zardari umur 30 tahun. Jadi anggota DPR.

Mungkin karena masih merasa terlalu muda, Zardari tidak bersaing untuk merebut kursi perdana menteri. Ia pilih mendukung Shehbaz Sharif dari Punjab.

Provinsi Punjab selalu dikuasai partai PMN-N milik keluarga Nawaz Sharif.

Imran tidak mendapat tempat di dua provinsi utama itu. Ia orang Pashtun, meski lahir di Lahore, ibu kota Punjab. Waktu Imran jadi anggota DPR dapilnya memang Mianwali, masih masuk Punjab, tapi distrik ini di perbatasan Balochistan —provinsi miskin yang suku Pashtunnya dominan.

Maka di Pakistan itu, Sindh milik Bhutto. Punjab milik Sharif. Dan Imran hanya mungkin kebagian tempat di Balochistan. Tragisnya, yang kemarin la shodiqon wala aminan itu justru dari sana.

Masih ada satu provinsi lagi di Pakistan. Terlalu kecil untuk jadi basis politik: Khyber.

Bahwa mereka bersembunyi di Sindh House - -dalam istilah politik di Indonesia disebut 'dikarantina—  itulah yang mencurigakan: mereka pasti telah dibeli. Atau dipaksa. Agar Imran jatuh.

Tentu, waktu itu, wartawan mengejar mereka ke tempat persembunyian itu. "Memangnya kami ini anak-anak kok bisa dipaksa," kata mereka.

"Apakah kalian akan memberikan suara ke blok oposisi?" tanya wartawan Pakistan saat itu

"Kami akan memberikan suara sesuai hati nurani," jawab mereka, diplomatis.

Jarak antara perumahan parlemen dan Sindh House itu hanya 2 km. Kota Islamabad memang tidak besar —sengaja dibangun hanya untuk ibukota baru. Lokasinya sedikit di luar kota Rawalpindi —ibukota lama.

Waktu itu pengikut Imran pun tahu di mana pembelot itu bersembunyi. Masa Imran berusaha mendatanginya. Tidak bisa masuk. Hanya bisa teriak-teriak di luar pagar. Sambil menendang-nendang bagian yang kuat -agar tidak terjadi kerusakan yang bisa menjerat mereka.

Akankah MA mengabulkan permintaan Imran Khan itu? Rasanya sulit. Mesti mereka diusung partai, tapi rakyat memilih mereka sebagai perorangan. Berdasar suara terbanyak pula.

Tidak seperti zaman Orde Baru: mencoblos tanda gambar partai.

Sumber: