Anna Colin

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Si penembak lari. Pakaiannya hitam-hitam. Tutup kepalanya pun hitam. Ia pasti akan tertangkap. Tinggal tunggu waktu. Sang ibu muda sempat kirim WA ke kakaknyi. "Lokasi saya di sini. Just in case," tulisnya.
Penembakan itu hanya beberapa detik setelah WA itu dikirim. Dia seperti punya firasat akan mengalami kejadian buruk.
Saya tidak meneruskan kisah ini. Biarlah para detektif amatir di lingkungan pembaca Disway yang menyelesaikan kisah itu. Terutama siapa penembaknyi.
Dan lagi saya takut diprotes ulang: kok menyelipkan cerita yang tidak nyambung. Seperti Imam dan Trump itu. Padahal ini kan cerita tentang Anna, Kaitlin, dan Colin.
Rupanya ketika Colin tidak di rumah itu Kaitlin datang. Kan sudah tahu kode digital untuk membuka pintu. Apa yang kemudian terjadi saya tidak tahu. Tembak langsung atau bertengkar dulu. Harus menunggu keterangan sepihak Kaitlin. Tidak ada saksi satu pun.
Kaitlin sendiri menjadi tercurigai dari rekaman kamera di lingkungan apartemen Colin itu. Terekam di situ mobil SUV warna hitam lewat di dekat apartemen. Mirip sekali dengan mobil milik Kaitlin: Jeep Grand Cherokee.
Guru yoga itu pun dipanggil polisi. Ditunjukkanlah rekaman mobil itu. Kaitlin tidak bisa bicara apa-apa. Tidak mengakui, juga tidak menolak. Dia menggunakan haknyi untuk tidak menjawab. Dia pulang. Polisi belum menetapkannyi sebagai tersangka.
Kaitlin tidak lagi pulang ke rumahnyi. Colin juga tidak bisa lagi menghubunginyi. Tiga hari kemudian polisi mengumumkan: Kaitlin dalam status wanted.
Polisi sulit sekali mencari. Jejaknyi hilang.
Kaitlin sendiri sudah merasa aman. Dia sudah berada jauh di Costa Rica. Di Amerika Tengah, dekat Panama. Kaitlin sudah menyatu dengan turis di pantai Santa Teresa, di kawasan Puntarenas. Yakni pantai yang menghadap ke Lautan Atlantik. Itulah pusat wisata dunia di Costa Rica.
Warna rambutnyi sudah berubah. Panjangnya tetap sebahu tapi sudah beda sama sekali. Dia juga sudah ikut pelajaran yoga. Kelas khusus. Dia ingin punya kemampuan tambahan dalam ilmu yoganyi. Sebagai guru yoga dia harus terus ''kulakan" gerak-gerak baru yoga.
Di hari ke 43, latihan yoganya terhenti. Kaitlin ditangkap polisi. Paspornyi disita. Bukan palsu, tapi tidak cocok dengan dirinyi. Ternyata dia terbang ke Costa Rica tidak dengan paspor miliknyi sendiri. Dia berhasil menemukan lubang dari bandara mana bisa lolos: Newark, New Jersey.
Berarti Kaitlin terbang jauh dulu dari Austin ke pantai timur Amerika. Makanya polisi tidak menemukannyi lagi di Texas. Sebenarnya Kaitlin masih bertahan tiga hari di Texas. Dia masih perlu menjual dulu mobilnyi.
Baru laku tanggal 13 Mei. Dengan harga murah: USD 12.000. Dealer mobil di Texas yang membelinya.
Setelah itu berarti masih lima hari lagi Kaitlin di daratan Amerika. Ia baru terbang ke Costa Rica tanggal 18 Mei 2022. Mendaratnyi di Bandara San Jose Costa Rica.
Sumber: