H-1 Otopsi Yosua, Proses Kerusakan Jasad
Dilanjut: “Usus, liver, limpa, dan rahim, lebih awal membusuk. Sedangkan, ginjal, jantung, dan tulang lebih lambat membusuk.”
Proses mikroba memakan jasad, sekaligus otomatis memfermentasi glukosa (semula ada di dalam darah, kalau kebanyakan disebut diabetes). Proses fermentasi menghasilkan aneka gas: Metana, hidrogen, sulfida, amonia, semuanya menimbulkan tekanan otomatis.
Itu menyebabkan beberapa bagian tubuh melembung. Perut dan seluruh kulit. Gas mencari jalan keluar, dan yang terdekat, juga terempuk, adalah anus. Keluar dari situ. Kayak kentut.
Tapi volume gas masih banyak. Tidak bisa keluar semua lewat anus. Pada kurun waktu sekitar 1.440 jam, atau sekitar dua bulan, dari saat kematian, perut meletus.
Setelah perut meletus, proses penguraian jadi lebih cepat. Sebab 10 triliun mikroba itu dibantu oleh bakteri yang sudah ada di tanah. Jumlahnya tak terbatas. Persisnya, tak bisa dihitung manusia.
Meski disebut proses urai lebih cepat, tapi tidak setahun-dua tahun. Dijelaskan, tubuh manusia punya 200 tulang dan 37 triliun sel. Proses dekomposisi masih harus menempuh jalan panjang.
Tim pimpinan Javan tidak meriset sampai jasad berubah jadi tanah. Tidak. Cuma sampai setahun dari saat kematian manusianya.
Selewat setahun dari saat kematian, tim Javan mengurai begini. Berbentuk prediksi:
Satu tahun. Sejak saat kematian sampai setahun kemudian, segala sesuatu yang “menyelimuti” mayat di dalam kubur, seperti pakaian atau kain kafan, akan hancur dan hilang. Dimakan mikroba dan bakteri tanah.
Sepuluh tahun. Dengan kelembapan di lingkungan yang basah (karena tanah menyerap air hujan), serta rendahnya oksigen, akan muncul reaksi kimia yang mengubah lemak di paha dan bokong mayat menjadi zat seperti sabun. Warna kuning. Disebut "grave wax".
Lima puluh tahun. Jaringan tubuh mencair dan menghilang. Meninggalkan kulit serta tendon, yang seiring berjalannya waktu, juga akan musnah.
Delapan puluh tahun. Tulang pecah, karena kolagen mengalami korosi. Tersisa kerangka rapuh, mudah patah.
Seabad. Tulang-tulang rapuh yang tersisa, lebur jadi tanah. Tinggalah gigi dan sisa grave wax yang sudah kering.
Seratus sepuluh tahun. Musnah semuanya. Menjadi tanah.
Ada deviasi. Pada kondisi tanah tertentu, pemusnahan jasad lebih lambat dari 110 tahun. Terjadi pada penemuan fosil. Usianya bisa ribuan tahun. Tapi belum pernah ada riset gabungan geosains dan arkeologi, mengapa bisa begitu?
Sumber: