Isteri Polisi Palembang Ketahuan Selingkuh, dalam Teori BAS

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Dua kelompok ini diuji dengan adegan yang sama. Bahwa suatu hari mereka (bersama pasangan, atau pacar) menghadiri pesta dansa. Di tengah keriuhan pesta, responden diinstruksikan selingkuh. Mencari pasangan lain, meninggalkan (secara diam-diam) pasangan semula.
Kemudian terjadi kacau. Pasangan awal marah kepada responden. Menyeret responden keluar ruangan pesta. Di luar, responden diadili oleh pasangan, karena sudah selingkuh.
Hasilnya: Kelompok A tidak mengaku salah. Berbelit-belit. Menuduh orang lain mengajaknya selingkuh. Mencari aneka pembenaran. Bahkan, ada yang berbalik menyalahkan pasangan awal: "Mengapa kamu menghilang? Sehingga aku terpaksa cari pasangan lain."
Kelompok B, langsung mengakui salah. Meminta maaf. Dengan tulus. Berjanji tidak akan mengulangi salah lagi. Itu membuat pasangan awal terharu. Lantas, mereka berpelukan.
Kelompok A adalah BAS. Kelompok B adalah BIS.
Guilfoyle dalam disertasinya: "Individu dengan orientasi BAS cenderung tidak memperhatikan korbannya. Tidak sadar, sudah menyakiti orang lain. Bahkan, tidak peduli pada orang lain."
Individu BAS, adalah pembuat kesalahan, sekaligus ingin melindungi citra mereka sebagai orang tidak bersalah. Kompensasinya, mencari cara melimpahkan kesalahan kepada orang lain.
Sebab, individu BAS punya kekuasaan tinggi. Atau orang yang merasa punya kekuasaan tinggi. Menganggap orang lain rendah, yang selalu bisa dikontrol oleh BAS. Dengan cara apa pun.
Sebaliknya, BIS yang diinstruksikan, bahwa hidup manusia selalu terkait dengan orang lain, kapan pun di mana pun, maka langsung mengakui salah. Minta maaf.
Kesimpulan riset, Guilfolye mengatakan, setiap orang bisa berorientasi jadi BAS atau BIS. Terserah setiap individu. "Konsepnya seperti hasil riset tersebut," kata Guilfoyle.
Persis, seperti lagu Elton John di atas. Tak beda dengan kasus RP, terpaksa meminta maaf, walau sangat berat.
Kelompok musik Slank, pada 1990 membikin lagu bertajuk "Maafkan". Judulnya pendek, tapi mantap. Dalam irama slow rock. Menghentak, melengking tinggi. Menggambarkan penyesalan.
Penggalan lirik, pada reff, begini:
Maafkanlah aku… Acuhkan dirimu… Waktu pertama kali tersenyum padaku.
Maafkanlah aku… Jejali dirimu dengan segala kisah sumpah serapahku. (*)
Sumber: